Inilah kedua kalinya aku
melanjutkan hobby yang selama hampir setahun harus vacum dulu untuk naik gunung. Yap minimal punya alasan karena ga
ada waktu libur yang tepat.
Setelah melalui beberapa kali meyakinkan diri untuk minta
izin apoteker ditempatku bekerja. aku bisa memberikan kepercayaan bahwa aku akan
kembali dengan sehat. Alhamdullilah Aku mendapatkan izinnya . walaupun aku
harus sedikit memijat bahunya sambil merayu . wkwk . *ikuti cara ini yaa*
Izin belum Selesai.
Masih ada mamah tercinta yang harus aku mintai izin . walaupun aku tahu
jawabannya pasti TAK BOLEH . hu uh .. Ini masih sekedar menceritakan aktivitas
naik gunung . wajah mamah berubah seketika menjadi raut wajah kebetean. pasti
ia tau aku ingin naik gunung. Lupakan!! Tugas ku hanya prepare. prepare fisik
dan logistik .
Hampir setiap pagi bangun dan
lari pagi. Ini hal yang tak biasa ku lakukan sebelumnya . malas sekali rasanya
pagi-pagi buta harus lari melewati pinggiran sungai Cisadane. Tapi entahlah, suatu
keinginan akan menjadi keajaiban buat kamu yang tadinya tak terbiasa dengan itu
semua.
Ingat yaa, Kalau merasa ga suka sama sesuatu. coba deh, cari
hobby atau keinginan yang membuat kamu harus melakukan itu . alhasil kamu pasti
bisa dan terbiasa . :) beneran ini serius !! Hihi.
Oke fisik pun sudah terlatih. Otot otot kaki pun sudah mulai
terbiasa. Sepertinya sudah siap untuk mendaki keindahan alam ciptaan hyang maha
kuasa .
Bicara tentang Technical Meeting.
Inilah salah satu syarat wajib untuk hadir. Kenapa? Iya lhaa .. Karena di
technical ini aku dapet ilmu survival. Aku dapat teknik mendaki, aku dapat ilmu
packing. Dan aku dapat teman baru . inilah menjadi kesan tesendiri.
Masjid Agung Kota Tangerang & Stasiun Kota Tangerang, 20 Maret 2015.
Masjid Agung Kota Tangerang & Stasiun Kota Tangerang, 20 Maret 2015.
Prepare fisik prepare logistik . angkat kerill dan katakan .
Let's Trip With Us.
Disini kami harus berkumpul untuk wilayah Tangerang.
Adzan berkumandang, sebelumnya kami harus melaksanakan
kewajiban ummat muslim.
Inshaallah shallat tak boleh ketinggalan walau kami ingin
berpergian .
Selepas shallat, kami semua berkumpul. kak ewa selaku team
kapten pendakian ini memberikan sedikit semangat. mengajak kami semua menuju
stasiun dan membeli ticket seharga Rp11.0000 .
Great Trip?? Great Adventure!! Yeeay itu yeal yeal kami .
bagaimana?? Asik bukan??.
Bahkan itu terlalu asik sobat .
Sedikit selfie menambah keseruan kami didalam kereta.
walaupun mungkin tak sedikit orang didalam kereta memasang wajah mereka seperti
ingin ikut kami berselfie ria . hihi
Sedikit take pict.
Dan berperan sebagai host petualangan itu sesuatu yang luar buasa . berasa
menjadi Meidina Kamil. Wkwk. Iyaa Meidina Kamil versi berhijabnya.
Rasa rasanya dikereta saja sudah merasa memiliki kebersamaan.
Dan melihat kalian itu sebuah semangat dan bahan bakar tersendiri untukku.
Lelah berselfie ria. Kami berbincang-bincang. membicarakan
kondisi disana. Rasa penasaran mulai membuncah. Rasanya aku ingin menjadi
masinis dadakan dan mengegas kereta hingga sampai bogor . *apasih*
Iyaa bagaimana tak penasaran, katanya disana masih memiliki
mistis yang kental. Banyak makam, dan banyak macan, track ranger, jalan
merangkak, curah hujan yang tinggi, hutan tudung canoppy, dan lain-lain . itu
tak membuat aku malah takut. malah aku sangat penasaran dan ingin lebih dekat
mengenalnya.
Kami sudah sampai
stasiun Duri. dan kami harus berpindah kereta menuju bogor. ada rasa yang
berbeda ketika kami harus membawa kerill didalam kereta. Menjadi pemandangan
orang-orang didalamnya . kadang ada seseorang yang berbisik pelan tapi tetap
terdengar . "wah mau naik gunung tuh" . itu suatu semangat serta
kebanggan berbeda. Team dari Tangerang sekitar
7orang. Beberapa yang lain sudah menunggu di stasiun bogor. Beberapa yang lain masih menunggu hujan reda,
dan ada beberapa yang berada dibelakang kereta yang kami naiki. Hujan lebat membuat
semangat kami mengikutinya.
Kereta sangat ramai berdesakan. beruntung kami dapat tempat duduk.
walaupun dari kami duduk berjauhan, sampai tidurpun rasanya sulit.
Allhamdullilah. setelah dua jam harus duduk tak bergerak.
Akhirnya kami bisa berdiri juga. dari kejauhan keril-keril besar sudah menghiasi
sudut stasiun dekat dengan tempat charger hape gratis .
Hey .. Kami team dari Tangerang datang. Lambaian tangan,
senyum lepas, sedikit berlari menyambut kami dengan ikhlas. Seperti biasa, tanpa selfie seperti tak pergi. tepat dibawah
tulisan stasiun bogor. Kami berdiri dibawahnya dan Kerill-kerill besar ditata
serta ditaruh didepan kami. Senyum ceria dan bip !!.
Tak lupa melanjutkan kewajiban. Bebarapa orang menuju
musholla.
Stasiun Bogor, 22.30 wib
Kami masih menunggu teman-teman kami datang. Sembari
menunggu, sembari kami menikmati layanan gratis. Apalagi kalau bukan charger
gratis di stasiun ini :).
Pembagian green slayer, sticker gac, dan transaksi lainnya
membuat kami mulai berinteraksi dengan sobat sobat yang lainnya. Sambil menunggu, beberapa perut mulai keroncongan.
Membutuhkan asupan makanan.
Ah .. Aku terlalu bahagia menenceritakan sedetail mungkin.
dan aku yakin kalian akan jenuh bila aku teruskan sampai akhir . percaya padaku
bahwa kau akan sakit mata. Lalu tak perduli dengan ceritaku. percayalah :).
Maka kau cukup saja membacanya sampai sini. tapi aku akan terus menulis sampai
jari ini lelah mengetiknya dan sampai memori otak ini lelah mengingatnya.
Sudah jangan dibaca !! Ini sungguh tak penting !!
Haa itu dia rafa!!!!
Apa ?? Mana rafa ?? kereta Rafa??
Semua tertawa..
Setiap kereta yang datang acap kali sesorang berkata .. Haa itu Rafaa .. Tapi orangnya pun tak kunjung terlihat. Hah Rafa ini.
Tik tok tik tok...
Apa dijalan banjir? Sehingga Rafa tak kunjung datang?? Atau
kereta macet?? . pikiran objektif mulai berkeliaran.
Hey jam 23.30 ..
Fiuhhh fiuhhhh .... Klakson khas kereta, lampu pijarnya
membuat kami lelah .
Hey .... Rafaaa !! Hyupz itu Rafa dengan dua temannya.
Seperti trio kwek2 . 2 wanita dan 1 lelaki. Hii Lidya.. Hii Feri . itu teman
baru kami .
Hayoo berangkat !! Teriak Rafa ..
Haha .. Belum . Masih ada Kak Faiz dkk yang belum datang .
Hujan Membuat ia harus meneduh dulu. Agar persiapan yang
sudah di preapare sejak seminggu lalu tak basah kuyup sebelum pendakian.
Kami tetap berkomunikasi lewat beberapa fitur chatting. It's
oke kami semuanya menunggu rombongan terakhir. Tak ada kata lelah walaupun rata-rata
dari kami hari itu langsung pergi setelah mereka melaksanakan aktivitas rutin. ada
yang bekerja, dan ada yang kuliah. Aneh, Kami semua tetap semangat .
Hey .. Jam 01.00? . kami terlihat masih duduk dilantai
stasiun . beberapa satpam sudah mondar mandir dihadapan. Seperti memberi signal
stasiun akan tutup. *mungkin.
Fiuh fiuh ... Kereta datang !!
Heyy .. Itu dia Kak Faiz !! .
Setelah akhirnya kami menyapa 2 orang teman yang dibawa oleh
Kak Faiz . hii Kak Shinta, dan hii Kak Jhoang :) .
Hey .. Angkot hijau seperti slyer yang kami gunakan sudah
menunggu tak sabar mengajak berjalan .
Oke tak lama semua naik dan kami menuju home stay untuk
beristirahat.
Kami melakukan ekspedisi melalui
jalur Gunung Bunder. Kalian tau kenapa trip kami diberi nama ekspedisi salak1?.
terdengar formal dan berbahaya. tapi setelah beberapa dari kami menanyakan pada
sang kapten Kak Ewa beliau menerangkannya. hyupz .. Pendakian kita kali ini
cukup berbeda, dinamakan ekspedisi tentunya karena kita akan mendaki lewat jalur
yang belum cukup orang lain tau kebanyakan. dan Kak Ewa pun sebenarnya belum
pernah melewati jalur ini sebelumnya. Katanya jalur Gunung Bunder ini termasuk
jalur yang jaraknya cukup jauh dan tracknyapun seperti track ranger. Tapi lewat
jalur ini kalian akan disuguhi dengan pemandangan yang tak habis-habis. Waterfall, Kalimati, Kawah Ratu dan masih
banyak lainnya . Anggap ini adalah jalur yang memiliki banyak bonus walaupun
jaraknya tak sedekat jalur-jalur lainnya . seru bukan?? .
Selamat datang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak .Gerbang besar menyambut kami . rasanya sedikit tenang
kami semua hampir sampai di home stay . jalan yang menikung tajam, naik serta
turunan yang terjal membuat kami merasa ngeri. Apalagi salah satu angkot yang
berada didepan mengangkut banyak kerill dan rata-rata ikhwan berada disana.
Sempat tak bisa menanjak. Tapi dengan kerjasama dan kekuatan para ikhwan diangkot
depan membuat semuanya beres. dorong .. Terus hayoo dorong .. Kami para akhwat
hanya bisa memberi semangat . hihi .. *curang
Hey .. Mas Alang?? Masikah kamu kuat? Kenapa mual2 begitu?
Heheh .. Cuaca dingin dan hembusan angin malam yang kencang membuat mas alang
sedikit drop, ditambah tak terbiasa naik angkot ia sedikit mabuk. Hehe. *ada
ada saja Mas Alang .
Home stay
21-03-2015, 02.00 am.
Disinilah kita akan beristirahat sebelum melakukan pendakian
hari esok. Tempat yang cukup nyaman. ada beberapa yang masih menikmati
secangkir kopi jahe.nya, ada pula yang langsung tidur ditambah dengan dengkuran
kelelahan . *hihi
Hey .. Persiapkan tubuhmu sobat . besok kita akan naik ke
atas :).
Selamat beristirahat . semoga istirahatmu menghasilkan
energi lebih untuk esok.
Homestay, 04.30 wib
Allhamdullilah. 3jam beristirahat membuat kami bangun dengan
semangat ekstra. walaupun diantara kami ada yang masih tertidur. hihi .. Siapa
hayoo?. Adzan berkumandang. Melihat beberapa orang sedang melaksanakan shallat
subuh berjamaah di bale-bale homestay . sungguh terlihat tenang dan damai hati
ini.
Kami mulai membereskan kerill. Aku me-repack kerill yang
dalamnya masih sedikit berantakan. membungkusnya dengan trash bag dibantu oleh
sang kapten kak ewa. Matahari mulai mengintip diam-diam. 2 orang ibu-ibu
membawa baskom ditangan mereka. Mungkin. Itu dagangan mereka. Setelah mencari
tempat yang pas. Mereka menggelar dagangan sederhana mereka. Berteriak
"nasi uduk neng". Hihi ..
Nasi uduk, makanan khas indonesia ini udah menjadi makanan
wajar di pagi hari. Rasa dan wangi khas dari daun salam serta sedikit rasa
gurih membuat penikmatnya makan dengan lahap.
Aku ingat saat itu ada beberapa yang makan di warung
homestay, dan ada yang ikut mengrumuni ibu nasi uduk ini . kami banyak
berbincang dengan si ibu . ia banyak bercerita atas perjuangan ia berjualan
ditempat tersebut . karena memang jarak rumah ia cukup jauh untuk sampai
ketempat yang berada di ketinggian seperti ini. ia juga bilang kalau orang Tangerang
ramah-ramah .. *ah ibu bisa saja.
Ibu tersebut juga mengingatkan kami, untuk tidak mengambil
atau menggunakan batang pohon sebagai tongkat . entahlah apa maksudnya . tapi sewaktu aku tanya katanya takut ada yang
punya. Hihi jadi parno sendiri. Ibu tersebut sangat ramah. nasi uduknya cukup
nikmat. Cukup mengeluarkan 7rb sarapan pagi itu sangat luar biasa.
Foto sebelum kami semua naik,@Homestay.
Gerbang utama Jalur Kawah Ratu-Puncak Salak1.
hap hap, kami berangkat menuju puncak.
07.30am
Aah hayoo kita mulai perjalanan kita. Semua bersiap. Angkat
keriil, dan tak lupa selfie serta mengambil take pict menjadi ritual kami
. setelah berselfie ria, kami semua
mulai berkumpul dan berdoa. Sedikit pengarahan dan pembagian tugas barisan.
Ritual kami selanjutnya adalah tetap menjaga kekompakkan .
menyatukan telapak dan berteriak "GREAT TRIP? GREAT ADVENTURE!!"
Pintu gerbang menuju pendakian menuju kawah ratu sudah
menyambut .
Langkah terus berjalan. Barisan depan terdapat Kak Ewa. Yang
tugasnya sebagai ranger dan pengambil gambar, Dian, Lidya, Rafa, Aku , Mba Devi,
Kak Arif, Ferri, Mas Rizal, Mas Ari, Kak Agus, Mas Agung, Kak Faiz, Kak Shinta,
Kak Jhoang, dan terakhir Mas Alang .
Ingat ketika TM kemarin, kami akan dibagi beberapa tugas
dalam barisan. Depan sebagai penunjuk arah atau jalan, kedua akan
menginformasikan sesuatu dari orang yang berada paling depan dan yang lainnya turut
mengikuti , biasanya yang ditengah akan menjadi penyambung , jika dibelakang
tertinggal ia akan berteriak "break, jauh". Yang terakhir memiliki
fungsi amat penting menjadi teman setia. Apapun yang terjadi orang yang berada
di barisan terkahir tak boleh menyalip dan harus menunggu team yang kelelahan,
menjadi penyemangat ekstra. Semua sudah memiliki peranan . kita satu team dan
kita sama.
Ya . setelah beberapa jam kami sampai pada bonus alam yang
diberikan hyang maha segala . Kawah Mati begitu indah. Dari sini kami sudah mulai
mencium bau belerang yang begitu khas. Pemandangannya begitu menakjubkan. Rata-rata
pohon-pohon yang berada di pinggir kali telah mati . seperti tak ada kehidupan.
Daun yang seharusnya hijau tak ada satupun menancap di ranting pohon . gersang
namun tetap indah. Lukisannya terbentang sangat luas. Kabut asap menggelayuti,
ditambah banyak tebing berwarna putih, sepi tak berpenghuni . namun inilah
keindahannya. Hey .. Ini belum selesai sobat .beberapa kilometer lagi akan kau lalui yang
namanya Kawah Ratu. Kau boleh berselfie ria disana. Tapi tak boleh lama-lama
karena konon ada gas beracun yang mengintai.
Setelah melewati Kawah Mati kami terus melangkah. Kami tak
boleh terlalu lama di Kawah Mati tersebut karena jam yang harus kami kejar. Cukup
break sebentar. Menikmati sentuhan maha karya yang dahsyat . takkan puas dan
takkan habis jika kau ingin berselfie ria terus menerus.
Let's go sobat !!
kak Arif sibuk sama celana dan sepatunya tuh :p
salah satu jalur track air.
Banyak tracking air yang kami lalui. Banyak sungai serta jalanan lumpur. Itu menambah sensasi kenapa pendakian di Gunung Salak ini sangat luar biasa.
salah satu jalur track air.
Banyak tracking air yang kami lalui. Banyak sungai serta jalanan lumpur. Itu menambah sensasi kenapa pendakian di Gunung Salak ini sangat luar biasa.
Airnya jernih belum terjamah. Sesekali team kami istirahat
di sungai yang airnya sangat menggoda. Kami adakan break 10menit. Beberapa
mengeluarkan kompor kecil dan merebus air untuk meyeduh kopi dan jahe hangat.
Beberapa menikmati susu bantal bekal dari rumah, ada yang melaksanakan shallat
dhuha. Ah seperti layaknya sebuah keluarga kami sangat menikmatinya. Break pun
tak berasa kami harus melangkahkan kembali kaki ini. Aku ingat waktu itu kejadian
lucu dialami oleh Kak Arif, ia mengenakan sepatu. Boleh jadi semangatnya luar
biasa. Namun ketika track kami tiba-tiba berubah menjadi track air. Ia
kebingungan. Dan berkata "nanti kaos kakiku basah". Hihi .. Ada-ada
saja padahal kami ini memang dituntut untuk basah. Katanya ia hanya membawa
kaos kaki satu dan itu yang sekarang sedang ia kenakan. Ia khawatir nanti malam
akan dingin. Dan ia tak punya cadangan kaos kaki. Tunggu!! Akhirnya dengan
terpaksa ia copot sepatunya lalu ia ganti dengan sandal jepit cadangannya.
Sempat sulit untuk berjalan karena track yang licin. Kau tau sendiri sandal jepit cukup licin
ketika terkena becek atau lumpur. Namun itu tak menjadi masalah. Kami semua tetap
berjalan.
ini nih, nemuin Tanaman Beggonia.
Menemukan tanaman Beggonia menjadi pengalaman tersendiri. Pasalnya ketika Technical Meeting kami belajar cara survival atau mempertahankan hidup di suatu tempat seperti hutan. Tanaman Beggonia ini tumbuh liar dan banyak terdapat dipinggir jalur pendakian. Daunnya lebar, batangnya tebal, mirip seperti tanaman jalak . kau bisa mengkonsumsi tanaman ini ketika tak ada air. Rasanya asam-asam manis ketika kau gigit batangnya. Jika beruntung mendapatkan batang yang warnanya agak kemerahan rasanya cukup manis. Kandungan air dibatangnya cukup banyak. Sehingga mampu menjadi pengganti air untuk membasahi kerongkongan dan mencegah dehidrasi. Hm .. Aku selalu ketagihan dengan sensasi rasa asam-asam manis tanaman Beggonia. Selain tanaman Beggonia kau juga bisa mendapatkan air dari perasan lumut yang biasa menempel di pohon-pohon. Rasanya dingin dan sejuk. Nanti akan kuceritakan bagaimana bisa lumut menghasilkan air.
Selamat Datang di Kawah Ratu Aktif. @ diatas puncak Kawah Ratu.
beberapa dari kami yang sedang berjuang naik ke kawah ratu. hihi
Kawah Ratu si Kawah Cantik yang Putih. Sama seperti namanya. Kawah Ratu merupakan sebuah kawah yang cukup besar. Kawah ini menandakan bahwasannya gunung salak ini termasuk gunung aktif. Kandungan belerangnya sangat berlimpah. Bahkan kau boleh mandi belerang disini. aku melihat beberapa pengunjung mandi dengan gembira, melumuri tubuh mereka dengan belerang atau bahasa kerennya adalah sulfur. Dalam pelajaran di farmasi sulfur merupakan bahan baku yang sangat penting. Kegunaannya sebagai antantiseptik untuk obat jerawat dan penyakit kulit lainnya
Maka nikmat tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan? Tak ada yang sia-sia atas ciptaannya. Pada intinya
semua bermanfaat bagi makhluk hidup yang ia ciptakan. Subhanallah :)
Belajarlah dari alam. Aku pernah mendengar seseorang berkata
seperti itu. Tapi aku tak bertanya apa maksudnya. Aku hanya coba mencari tau
apa maksud kata-kata tersebut. Walaupun belum banyak yang aku tau tapi
setidaknya aku tahu bahwa alam sangat dekat dengan tuhan. Banyak pelajaran
ketika kau mengenal alam. Maka jangan terkejut ketika alam sedang berbaik hati
pada kita. Ia selalu menyimpan jutaan kejutan dan hal Baru. Dan jangan menyesal
ketika alam mulai marah karna tingkah manusia yang tak mau bersahabat. Aku
sangat bersyukur Allah masih memberikan aku kesehatan untuk bisa menikmati ini
semuaa.
Kabut asap yang menggebul-gebul diudara menambah kecantikan kawahnya. Beberapa tempat terlihat air yang mengebul persis air mendidih . kalau kau kesini kau bisa membawa telur dan memasaknya disini. Kau celupkan dan tunggu! Telur seketika akan matang . jadi bisa kau bayangkan panasnya seperti apa bukan? .
Seorang muadzin mengumandangkan adzan dengan khidmatnya.
Suaranya menyayat jantung. Menenangkan diri, mendamaikan hati. duhay betapa
syahdunya suara adzan dia atas Kawah Ratu nan cantik ini. Rasanya sangat lengkap sudah
berada disana. Sebenarnya Kawah Ratu ini masih termasuk tempat wisata. Jadi tak
heran cukup ramai dengan banyaknya pengunjung yang menyukai wisata alam.
Hujan sempat membuat kami harus
bersiap-siap mengeluarkan ponco dari dalam kerill. Kalau kau mau tahu ini
adalah sambutan alam. Inilah hadiah dari hyang maha segala. Karena air hujan
ini bisa menetralisir gas beracun dari kawah. Jadi kami tak diwajibkan mengenakan
masker sebagai pelindung mulut dan hidung dari gas beracun yang tak dapat
diduga-duga
Kami semua mengenakan ponco, dan mulai berpencar untuk
mengambil gambar-gambar yang diinginkan. Beberapa masih sibuk berteduh karena
tak membawa ponco. Beberapa sudah berada
tepat diatas Kawah Ratu. Hujan tak lama untuk berhenti. Ternyata hujan bisa
diajak kompromi. Walaupun ponco masih kami kenakan di diri. Kami tetap menikmati.
Hihi..
Kawah Ratu kau akan selalu diingat. inilah surganya gunung
salak. cantik seperti namamu. dan aku akan ingat kita pernah disini.
Take pict ... 1 ... 2.... 3 ... Dan bipp !!. Potretan salah
satu pendaki lain membantu team kami agar kami bisa berfoto bersama.
Terimakasih mas X :)
Perjalananpun kami lanjutkan dan sudah sekitar 1/2jam dan kami menikmati indahnya Kawah Ratu. Selamat tinggal Kawah Ratu. disini kami telah menikamti keindahanmu yang sangat cantik.
Kini kami harus berjalan menuju pertigaan Bajuri. Tempat
kami semua akan break disana. Jika dilihat dari jadwal yang ditentukan kami
akan sampai disana pukul 11.00 . tapi ternyata rencana tak sesuai harapan. Jam
11.00 saja kami masih berada dijalan menuju Kawah Ratu. Sampai Kawah Ratu saja sekitar
11.30. luar biasa. Apa mungkin kami
terlalu menikmati perjalanan ini?? Hihi
Sudahlah tak apa. Kak Ewa dengan
gagah dan penuh semangat memberi kami motivasi yang cukup kuat. Tak boleh
banyak break lagi. Karena hari semakin sore. Ditambah langit yang mulai
mendung. Break kecil tetap dilakukan ketika salah seorang dari kami harus
membasahi kerongkongan. Hayo cepat .. Cepat .!!
Pertigaan Salak Cidahu (bajuri, 14.00 wib.
Sampailah team kami pada sebuah tempat dengan beberapa jalur
dan kami berada di tengah-tengahnya. Ada beberapa tenda sudah berdiri disana.
Dan beberapa sedang memasak logistik yang mereka bawa. Kami rehat sebentar.
Duduk menyelonjorkan kaki . Kak Ewa dan Kak Jhoang mulai mengeluarkan senjata
mereka. Yaitu kompor. Kompor mini terbuat dari kaleng bekas minuman soft drink.
Dengan bahan bakar spiritus, api pun dinyalakan. Memasak air panas menjadi hal
utama yang harus dilakukan. Bekal nasi yang kami sewaktu dari homestay pun tak
sia-sia. Memasak sarden dan bubur instan keliatannya sudah cukup untuk makan
siang diatas gunung. Beberappa minta tolong untuk dimasakkan mie instan. Mie
yang dimasak digunung rasanya berubah menjadi lebih enak dan nikmat. Akupun
sadari alasan aku naik gunung salah satunya adalah tak ada makanan yang lebih
enak dari makanan yang dimasak diatas gunung. Itu sebuah keanehan. Bahkan jika tak
doyan sesuatu kau akan jadi merasa doyan dan mengatakan ini nikmat sekali.
Makan siang kami cukup sderhana namun tetap sangat istimewa. Hah. Aku akan merindukan susasana makan siang seperti
ini.
Tik .. Tikk .. Tikk ..
Tetes demi tetes air yang dibawa oleh awan semakin besar.
Kami segera mungkin mengeluarkan ponco. Beberapa mengeluarkan matrass sebagai
atap karena tak membawa ponco. Bagaimanapun hujan ini harus tetap disyukuri dan
tak boleh disalahkan.
Pendakian kami tertunda. Akibat hujan yang tak kunjung reda.
Kami semua hanya bisa berdiri mengenkan ponco. Ditambah rasa dingin akibat
pakaian yang sudah cukup lepek karena terguyur air hujan. aku menjadi salah
satu team yang menggigil kedinginan. Aku hanya bisa duduk meringkuk diabawah
ponco batman yang dikenakan Mba Devi. Tas yang ku kenakan basah kuyup, semua
kelihatannya juga merasakan air yang lama-lama semakin membasahi apapun yang
kami kenakan.
Bagaimana bisa pendakian ini kami
lanjutkan. Dengan posisi team yang sudah banyak kelelahan. Tas, serta kerill
yang cukup berat akan menghambat langkah kami ketika akan melanjutkan pendakian.
Ditambah jalur atau medan yang sudah terpikirkan sebelumnya oleh Kak Ewa. Sulit
untuk dibayangkan, Jika kami semua sore itu dengan kondisi hujan melanjutkan pendakian.
Kami melakukan berbagai koordinasi. Memutuskan jalan terbaik untuk trip ini. Kak
Ewa banyak memberikan pengertian. Ditambah Kak Jhoang yang ikut mengiyakan.
Dengan berbagai macam pertimbangan Kak Ewa dan semua team akhirnya memutuskan
untuk mendirikan tenda disini. Pemilihan tempat yang pas untuk mendirikan tenda
disaat hujan lebat membuat kami para akhwat hanya bisa berdiri menunggu.
Menjaga tas dan kerill yang sudah terlihat basah. Kami akan camp disini sampai
nanti malam.
Rencana malam akan ada pendakian
lanjutan untuk seluruh team. Karena memang tujuan kami semua adalah puncak.
Hujan ini membuat cerita kami disana semakin seru walaupun perjuangan kami sat
itu dibilang tak mudah. Kak Ewa, Mas Ari, Kak Jhoang, Kak Arif, Fery, Kak Agus,
Mas Rizal, Kak Faiz, Alang dan Mas Agung, kalian superhero. ingin rasanya
membantu kalian. Tapi sepertinya kita hanya akan disuruh untuk menjaga kerill
keriill ini. hujanpun sedikit mereda. Persiapan mendirikan tenda dilakukan.
Flysheet yang pada awalnya sudah didirikan akhirnya bermanfaat untuk peralatan
yang kami bawa. Kali ini kami para akhwat pun ikut membantu. Terasa sangat
ringan jika caranya sepetti ini. Ini sungguh kerja team yang luar biasa. Kami
mendirikan 3 tenda. 1tenda untuk team akhwat . apa? Tenda yang ukurannya tak
lebih besar dari tenda yang berada didepan. Tenda akhwat ini akan diisi oleh 6 orang?
Termasuk aku, Mba Devi, Dian, Kak Shinta, Lidya, dan Rafa. Ini sungguh
menakjubkan. Jangankan tidur, untuk dudukpun saja sudah berdempetan. Ditambah Dian
yang sudah duluan masuk ke dalam tenda. Dan mengambil posisi tidur dengan
bantal dari gulungan sleeping bag. Oh tidak.
dibangunkan saja dia tak merespon apapun. Mungkin rasa lelah membuat
dkantuk menggelayut dan mata tak bisa diajak kompromi lagi.
Saatnya kami bersih-bersih walaupun hanya
berganti kaos kering. Karena kaos yang kami gunakan sudah basah oleh air hujan.
Setelah kaki sudah bersih kamipun ambil posisi untuk duduk. Udaranya pengap
pengap dingin. Ditambah jacket yang bergelantung di titik diri tenda membuat
muka kami tertutup. kaki saja susah diselonjorkan. Mengeluh tak ada guna. Kak Shinta
dengan berat hati harus pindah ke tenda sebelah. Karena tenda kami benar-benar
tak cukup. Dian yang dalam mimpinya sudah berada di puncak sangat nyenyak
bahkan sulit untuk digeser. Air meresap masuk lewat pinggiran tenda. Merembes
kedalam, dan Alhasil rembesannya membuat kami harus ekstra basah-basahan.
Sleeping bag yang harusnya hangat tak bisa dikenakan lagi. Kami harus tidur
bergantian. Aku sampai harus meminjam pangkuan untuk tidur dan bergantian
seperti itu sampai adanya perubahan waktu.
Kacang hangat yang dimasak oleh Kak
Ewa mampu mengganjal perut. Sebagai cemilan yang nikmat di saat hujan sepeti ini. Aromanya sangat sedap. Tak berhenti
mulut mengunyah karena terlena kenikmatannya. Isu-isu beredar bahwa kami tidak
akan meneruskan pendakian ini sampai kepuncak karena medan yang cukup sulit.
Sempat ada rasa kecewa dalam hati. Tak percaya begitu saja kami langsung
bertanya pada Kak Ewa. Iya memang benar pendakian kita cukup sampai disini.
Jika keatas jalanan begitu terjal. Licin. Jalanan menuju puncak memiliki sudut
hampir 90 derajat. Jadi kalian akan merasakn jalan merangkak. Belum lagi
tanjakan yang harus dilalui memakai satu tali. Itu benar sulit jika kondisi
badan kita tidak terisi minimal 85.
Tak bisa banyak berkomentar
apalagi menolak. Karena jelas aku pun sudah bisa membayangkan jalanan seperti
apa selepas hujan. Hanya bisa berpasrah menunuggu pagi di tenda. Tenda sebelah
yang ditempati oleh Kak Shinta, Kak Jhoang, Kak Faiz, Kak Arif, Kak Agus dan Mas
Rizal cukup ramai terdengar sampai tenda ku. Sepertinya mereka sedang masak
masak. Hawa dingin sepertinya enak untuk menyantap mie rebus. Aku dan Mba Devi
berencana ingin keluar. Meminta tolong dibuatkan mie. Tapi kaki seakan menjadi
beku. Tak kuat berjalan sama sekali. Kuurungkan niat dan kembali duduk
menggigil sampai pada waktunya. Jam menujukkan pukul 01.00 . aku terbangun dari
tidur-tidurnya ayam. Berusaha menggerakkan kaki walau kadang tertatih-tatih.
Mulut mengluarkan asap, dan badan menggihi-gigil. Aku dan Dian keluar dari tenda
meminta dibuatkan teh hangat oleh Kak Jhoang. Dengan senang hati dan ikhlas Kak
Jhoang membuatkan untuk kami berdua. Kak Ewa datang. Membawa ubi untuk dibakar
dan dimakan bersama. Aku terus menggigil tak karuan. Setelah Kak Ewa menyuruh
ku untuk meletakkan tangan ku diatas kompor api. Teh yang panas seperti tak
panas. Hangat sekali aku memegangnya. Kerongkonganku pun ikut hangat dibuatnya.
Subhanaallah nikmatnya teh yang diracik diatas gunung seperti ini.
Celotehan iseng Kak Faiz membuat kami akhirnya
berselfie ria. Dengan wajah tak karuan inilah seni.nya. Kak Agus menyuruhku
masuk kedalam tenda. Dan kak faiz menawarkan pinjaman untuk mengenakan sarung
miliknya. Aku sangat berterimakasih kepada mereka. Kak Faiz terimakasih atas
pinjaman sarungnya . :). Malam itu malam yang tak bisa kulupakan. Dibawah
taburan bintang kami menikmati malam itu dengan kebersamaan.
Seorang bapak bertubuh cukup
besar datang. Mengenakan sepetu boots dikakinya. menyapa kami sesama pendaki.
"Mau naik om?" tanya bapak tersebut. Kak Ewa menjelaskan alasan kami
tak melanjutkan pendakian. Kondisi team kami tak memungkinkan walaupun keril dan
perlengakapan lain bisa ditinggal didalam tenda. Jelas tujuan bapak itu adalah
mengajak kami naik bersama. Tapi apa daya Kak Ewa tak mengizinkan pendakian
berlanjut.
Tunggu Kak Jhoang, Kak Faiz dan Kak Shinta ingin tetap
naik!! Kak Ewa tak bisa berbicara apa-apa lagi selain ikut bersama mereka.
Karena Kak Ewa harus tetap menjaga dan memantau teamnya. Kak Agus, dan Mas Rizal
pun akhirnya memutuskan untuk ikut. Aku yang masih duduk dan menyelimuti diri dengan
sarung seketika terkejut. Kak Ewa sudah kembali ketenda.nya menyiapkan beberapa
logistik yang akan dibawa. Kak Agus dengan semangat mengajakku. Mempercayaiku
bahwa aku kuat. Tapi aku tak yakin Kak Ewa ikut. Jadi aku lebih memilih untuk
ditenda. Aku tak mau kalau aku harus naik ke puncak tanpa kapten. Tapi sekali
lagi Kak Agus meyakinkan aku dan menyuruhku untuk menemui Kak Ewa.
Kak Ewa dengan wajah yang sedikit tak percaya dengan kondisi
ku, melarang. Tapi aku tetap merayu agar boleh diizinkan ikut dalam pendakian
ini. Aku berjanji akan kuat dan tak merepotkan. Aku janji :). Tak hanya aku Mba
Devi pun aku ajak dan allhamdulilah dizinkan. Kami menyiapkan diri. Mencari
pinjaman sepatu atau karrimor. Mungkin memang rezeki ku. Aku melihat sepatu Mas
Alang menganggur didepan tenda. Pemiliknyya masih tertidur tapi aku tetap izin.
Walapun yang punya tak respon apa-apa. Hihi .. Maaf Mas Alang .
Siapkan D-pack untuk
mengemas ponco. Tak terpikirkan aku untuk membawa logistik berupa makanan. Aku
hanya membawa ponsel serta buku untuk menulis sign diatas puncak. Cukup berat
membawa ponco beberapa orang. Tapi Mas Ari menawarkan diri untuk membawa D-pack
tetsebut.
Setelah prepare selesai kami harus berkumpul dan menyiapkan
head light diatas kepala. Kami terlihat sepeti team rescue. Hehe ..
Gagah nan perkasa walaupun aku , Mba Devi dan Kak Shinta
adalah perempuan. Mas Agung ikut mendoakan atas sedikit pengarahan Kak Ewa. Doa
malam itu kami semua bisa sampai puncak dan kembali dengan selamat. Oke .
Lets Trip ! Great trip? Great Adventure . yey ..
Semua berjalan aku kedapatan berada pada barisan kedua.
Semangat kami masih menggebu. Perjalanan malam yang sangat gelap dan
bermodalkan head light. ini sungguh
pengalaman luar biasa. Bisa kau bayangkan kami berjalan ditengah rimbanya hutan
saat malam? Padahal tak diizinkan melakukan pendakian malam digunung salak .
ini semua karena kami punya tekad. Aku baru tahu cara orang-orang agar bisa
turun kembali seperi apa. Iya . salah satunya adalah, mereka akan mengikat pita
berwarna sebagai petunjuk dan arah jalan pulang atau tanda bahwa mereka telah
melewati jalur ini.
Semakin naik, semakin sulit track
yang kami lalui. Setelah sebuah plang tertempel di diatas sebuah pohon
bertuliskan "dont panic, zona oon (otot-otot nekat)". Benar saja
plang itu. Track ini seperti halnya orang-orang yang punya otot nekat. Tak
peduli walaupun sudah diberi tau. Jalanan yang terus menanjak ditambah tanah
yang bisa memakan sepatu, kubangan-kubangan, kanan kiri terdapat jurang, hanya
bertumpu pada kaki dan berpegangan pada akar atau batang pohon yang kuat. Dan
banyaknya tanaman berduri yang kerap kali menusuk saat tak sengaja aku pegang.
Walapun sudah memakai sarung tangan ekstra tebal, Tetap saja duri bisa menuncap
tangan kita. Belum lagi ditambah rintik hujan yang tak kunjung henti. kau tak
kan bisa 100% bersih dan kering saat itu. Dan menurut kami itulah sensasinya.
Berangkat saat gelap dan masih dalam perjalan saat langit sudah cerah. Perut kami
sudah keroncongan. Ditambah kerongkongan yang mulai membutuhkan asupan air.
Bekal air kami pun sudah tak ada. Aku kira aku sudah memasukkannya kedalam D-pack.
Tapi ternyata airnya tak terbawa. Sampai kami harus rela berbagi air dan
meminumnya sedikit-sedikit hanya untuk membasahi kerongkongan. Disaat ini lah
petualangan survival ini dimulai. Keterbatasan air serta bekal membuat kami
harus rela menahannya. Sembari mencari hasil alam yang bisa kami konsumsi.
menemukan sisa air orang-orang yang telah membuang bekas minumnya , menjadi
rezeki tersendiri untuk kami. ini merupakan sebuah moment dimana kami harus
lebih pandai untuk bersyukur. Merasa cukup dan tak menyia-nyiakan sesuatu.
Karena seperti yang kau tahu. bagaimana mudahnya orang -orang membuang-buang
air. Padahal ketika sedang sulit kau akan merasa itu sangat berharga. Lumut pun
menjadi incaran untuk mengahasilkan air. Pucuk daun yang menyisakan setetes air
pun tak luput kami ambil. Menggunakan satu jari telunjuk. Rasa segar serta
nikmatnya membuat petualangan survival ini memiliki sensasi tersendiri. Kau
bayangkan sebuah coklat pasta terasa sangat lezat ketika kami bagi menjadi 8 potongan
kecil. Roti tawarpun kami bagi menjadi beberapa potong, madu sachet , serta
kacangpun dibagi secara merata. Inilah kebersamaan. Selalu ada keadilan dan
kepedulian satu sama lain. Ajaibnya semua hal terasa begitu menyenangkan dan mengharukan.
Saat itu kami harus mendaki
sekitar 50Hm . atau sedikitnya sekitar 5Km untuk sampai puncak.
Jarak yang mungkin jika ditempuh dengan berjalan kaki
didaratan yang datar hanya perlu sekitar setengah sampai satu jam lamanya. Tapi
jika kau harus melalui 5Km dengan keadaan jalur yang luar biasa seperti ini,
jangan berharap itu terjadi. Memang gunung bukanlah tempat yang dapat ditantang
dan bukan untuk ditaklukan.
Puncak sudah hampir terlihat. Melihat ke atas saja kami bisa
langsung melihat langit tanpa terhalang tudung pohon seperti kanopi. Rasa
syukur kami panjatkan. Walau kami tak bisa mencapai puncak untuk melihat Sunrise. Melihat cahayanya yang
berbinar-binar saja sudah bahagia. Shallat kali ini sangatlah special. Berada diatas ketinggian dan
berkomunikasi dengan hyang maha pencipta begitu sangat khusyu. Udara yang
sangat dirindukan, dan suasana yang sangat diidamkan. Membuat hati seakan tak
mau beranjak. Tapi mengingat perjalanan kami menuju puncak masih cukup jauh dan
dengan waktu yang sempit kami harus segera bergegas.
Seakan putus asa kami dibuatnya.
Track yang semakin terjal. Gerimis yang menusuk kulit, serta waktu yang terus
berjalan walau kami sedang kelelahan. Membuat kami memutuskan untuk menentukan
waktu yang terbaik. Jika pada pukul 09.00 team kami belum jua sampai puncak, Kak
Ewa akan memutuskan untuk kembali pulang bersama harapan. Oke kami sepakati
itu. Tapi dengan semagat yang kembali terbakar. Rasa lelah seakan kami
hilangkan, hanya ada usaha terus menerus sampai kami menjejakan kaki di puncak
perjuangan. 4orang telah berlalu, semangatnya mendahului 6 orang dibelakangnya.
Kak Jhoang, Kak Shinta, Kak Faiz dan Mas Rizal. Mereka terus melawan kelelahan.
Hingga team yang lainnya tertinggal jauh. Tinggalah aku, Mba Devi, Kak Ewa, Kak
Agus, dan Mas Ari dibelakang. Entahlah karimor yang ku kenakan sedikit
menganga, entah aku yang tak bisa memakainya atau karena faktor jalur yang
terjal. Berharap si karimor milik Mas Alang ini mau bersahabat denganku.
Bertemu dengan track yang
menggunakan tali sebagai pegangan sangatlah mengasyikkan. Kau bisa bayangkan,
akan jadinya kami seperti superhero di film-film yamg saat ini sedang ramai
dibicarakan. Sepanjang perjalanan menuju puncak salak satu memang menjadi
cerita menarik dan ceita itulah yang kelak menjadi bahan pengalaman untuk generasi
kami. Ah , aku selalu akan ingat moment ini. Moment yang sangat sangat
kurindukan.
Puncak perjuangan di puncak salak satu. Menjadi sebuah kelegaan. Ketika banyak pendaki lainnya sudah berada diatas. Melakukan ritual selfie serta membuat sign untuk oleh-oleh kerabat dekat. Tak ada yang sia-sia. Walaupun tak bisa banyak melihat pemandangan di atas puncak ini. tapi papan nama puncak salak satu 2.211 mdpl ini menjadi view menarik saat di potret. Hey .. Itu Kak Faiz dan kawan-kawan . rupanya mereka sudah menikmati segelas kopi, mereka sudah puas dengan puluhan gaya selfie dan memenuhi galery album foto di handphone mereka. Puncak salak satu. Disinilah banyak cerita suka dan duka kami saat melakukan perjalanan hingga kaki kami bias merasakan betapa luar biasa rasanya meanapakkan jejak ditanahmu ini.
Tak lama kami berada dipuncak. Setelah beberapa kali
melakukan sesi foto bersama dibawah pohon besar ditambah plang bahwa kami sudah
sampai dipuncak salak dengan ketinggian 2.211 mdpl.
dua wanita ini teman baru kami.
sign untuk ibu dan adik tercinta *so sweet nya
sofa selviani, hayo untuk siapa itu?
cacahao !! allahu akbar !!
dua wanita ini teman baru kami.
sign untuk ibu dan adik tercinta *so sweet nya
sofa selviani, hayo untuk siapa itu?
cacahao !! allahu akbar !!
Ku jelaskan, ketika kita naik ke
puncak disebuah gunung. Bukan hanya pemandangan yang ingin kau dapatkan. Tetapi
rasa kebersamaan dan kenangan yang terukir lewat sebuah proses menuju
tujuannya. Kau bisa mengabadikannya, lewat potret kamera, atau kau bisa menulis
proses perjalananmu itu lewat sebuah buku sepertiku. Maka jika kau bisa
mengambil kesimpulan lewat berbagai kisahnya. Kau akan mengambil kesimpulan
bahwasannya kau bisa, dengan cara menikmati prosesnya hingga mencapai puncak
kesuksesan. Dengan rendah hati, berbagi, dan bersyukur. Semoga setiap
perjalanan kemanapun dan dimanapun kau pergi, kau bisa mengambil sebuah hikmah
dan membuahkan kesimpulan untuk pembelajaran diri yang tak sempurna ini.
Bertemu dengan
banyak teman disini. Karena rata-rata pendaki memiliki sifat solidaritas dan keramahan
yang tinggi. Jangan lupa ketika bertemu sesama pendaki sapa mereka dan katakan
permisi. Kau bisa memberi semangat atau bercanda sesekali. Kami harus turun.
Dengan jalur sama ketika kami hendak naik tadi. Hap hap . langkah turun cukup
besar. Kaki sering terhentak ditarik oleh gravitas bumi yang terus bekerja.
Sesekali aku dan Mba Devi mengotorkan diri. Duduk diantara tanah menuruh
seperti pelosotan anak TK. Aku rasa ini lebih menyenangkan. Turun dengan
mendudukkan diri dan berpelosotan layaknya anak-anak. Ah aku tak memikirkan
itu. Aku dan Mba Devi hanya ingin menikmati perjalanan turun. Karena baju yang
kami kenakan sudah terlanjur kotor. Maka biar saja kotor sekalian. Hiihi
Terpleset bukan hal baru yang harus diberi pertolongan. Terjatuh diatas kubangan lumpur sepertinya sudah menjadi sensasi tersendiri. Kak Agus, Mas Rizal, Mas Ari, Kak Ewa, dan Fery hanya bisa geleng-geleng kepala. Melihat cara turun yang aneh bagi 2 orang perempuan yang satu ini. Hihi..
Sepatuku !!
Sepertinya ini akan tambah menyulitkan langkahku. Lagi-lagi ilmu survival harus
dikeluarkan. Menemukan kaos kaki bekas mungkin menjadi cara bagus untuk
mengikat bagian bawah sol yang jebol. Apapun yang berada disana sepertinya
sangat bermanfaat. Hehe
Kondisi cuaca yang terus diguyur hujan kecil, membuat kami
malah malas untuk mengeluarkan ponco. Sudahlah ini lebih mengasyikkan dari pada
apapun. Langkah harus terus berjalan. Agar cepat sampai tujuan. Karena team
yang berada di pertigaan bajuri pasti sudah resah karena kami belum kunjung
kembali.
Allhamdullilah.
Disaat kerongkongan sudah mulai berteriak-riak minta dibasahi kami menemukan
tanaman Beggonia yang tumbuh cukup banyak dijalur yang kami lewati. Rezeki yang
tak terduga. Ternyata kebaikan alam sungguh menyisakan kejutan.
Sebentar lagi . sepertinya suara mereka sudah terdengar.
Kode suara sudah dilontarkan dan didengar serta direspon oleh mereka. Ah
rasanya kami ingin segera berlari.
datang-datang langsung tersedia energen. hihi
masak sarden buat yang lagi kelaparan :D
dibuatin mie goreng sama Lidya dan Mas Alang.
para koki gunung.
Kak Arif, Kak Faiz, dan Kak Ewa.
kaki siapa aja ini?
Ritual sebelum akhirnya kita harus kembali turun.
datang-datang langsung tersedia energen. hihi
masak sarden buat yang lagi kelaparan :D
dibuatin mie goreng sama Lidya dan Mas Alang.
para koki gunung.
Kak Arif, Kak Faiz, dan Kak Ewa.
kaki siapa aja ini?
Ritual sebelum akhirnya kita harus kembali turun.
Sambutan
teman-teman begitu hangat dan ceria. Semua bersorak, tertawa, mereka sangat
peka akan kebutuhan kami. Sudah disediakannya biskuit kelapa dan minuman hangat
untuk kami. Rafa yang memegang camera dslr main memotret tanpa tedeng
aling-aling. Aku yakin ekspresi wajah kami saat itu sangat lucu. Pakaian yang
sudah bercorak coklat serta basah bin lepek. Sepatu yang tak tau lagi bentuknya
menyerupai apa. Sarung tangan yang putih
kini berubah menjadi coklat tanah. Candaan kadang terlontar dan membuat kami
semua tertawa. Alang dan Lidya yang begitu semangat memasakkan mie instan dan
sarden untuk kami. Makanan siang yang luar biasa. Dan kalian patut disebut koki
gunung oleh ku. Terimakasih ya.
Setelah menyantap
makanan dan berselfie ria, inilah saatnya kami harus membereskan semua
peralatan dan sampah-sampah logistik yang menumpuk. kami harus bersiap-siap
kembali untuk turun. Beberapa membongkar tenda, dan yang lainnya bersiap
merepack kerill dan tas masing-masing. Hujan kembali mengguyur Gunung Salak.
Kami semua harus cepat membereskan ini semua. Karena target kami, kami bisa
melewati Kawah Ratu dan Kawah Mati saat kondisi langit masih cerah. Hujan kali ini begitu lebat. Mengharuskan
kami menggunakan ponco agar kerill tak kebasahan. Setelah semua selesai. Kami
bersiap untuk mendegarkan sedikit pengarahan dari Kak Ewa. Kami
harus tetap kompak dan tetap menjaga stamina serta menghemat tenaga. Karena
disepanjang jalan kami semua akan menemukan jalan yang jalurnya rara-rata
adalah sungai. Ya aliran sungai tepatnya. Hujan di Gunung Salak hari itu menjadi
kenangan. Kenangan tak terlupa kami pernah melakukan perjalanan se-ekstrim ini.
Kami pernah belajar kekompakan yang sebenarnya.
Kami terus
meyisir jalanan. Disepanjang jalur perjalanan kami adalah track air. Jadi kami
harus terus mengikuti bahkan melawan arus yang cukup berat. Ini menajdi sebuah
cerita menarik bila diingat. Berbeda ketika kami dalam perjalanan naik kemarin.
Perjalanan turun ini begitu menggoda. Sudut pandang kadang terhalang oleh air
hujan yang begitu deras. Bahkan kami jarang untuk fokus kedepan. Sesekali break
karena jarak yang lain tidak terlihat. Kami berjalan seperti dikejar-kejar
sesuatu. Benar saja kami sedang dikejar oleh sang waktu. Kondisi di kawah ratu
dan Kawah Mati sangat riskan untuk dilewati pada malah hari apalagi dengan cuaca
yang cukup ekstrim seperti ini. Tak boleh banyak break dan gerakan kaki kalian
lebih cepat. Semangat!
Posisi Lidya yang
persis dibelakang Kak Ewa membuat ia semakin semangat berteriak mengingatkan
bahaya yang harus dihindari. Contohnya saja "awas batu, awas pohon,
menunduk!! Dan sebagainya. Semangat yang begitu besar Lidya. Kamu Keren!.
Mungkin rencana
tinggal rencana. Kami sampai di kawah ratu saat hari mulai gelap. Kadang
kilatlah yang menerangi jalan kami. Kau tahu, begitu indahnya kilat malam itu.
Tak bisa berucap apa-apa. Apalagi yang harus dilakukan kecuali melanjutkan
perjalanan ini. Walaupun bahaya bisa saja datang dari arah manapun. Kami hanya
bisa berdoa agar kami semua diselamatkan dari bahayanya. Kak Ewa sebagai
pencari jalan begitu kuat sampai ia harus jalan terlebih dahulu untuk
memastikan jalur itu aman atau tidak. Kerill besar yang dikenakannya cukup
terlihat berat dan penuh. Kami mengikuti jejaknya. Setidaknya tarkadang kami
menggunakan kode berupa bahasa tubuh. Entah itu melambai atau megarahkan head
lamp.
Ini adalah bagian
perjalanan kami yang paling berharga dan tak bisa dilupakan. Kaliah pernah
membayangkan betapa derasnya sungai ketika hujan Lebat datang?. Bahkan kau bisa
saja terbawa arus entah kemana. Arus deras yang mau tau mau harus kami lewati
membuat sebuah cerita ini tambah lebih menarik. Kak Ewa dengan sigap meminta
sebuah tongkat. Meminta Alang untuk turut membantunya. Membuat perintang agar
yang lainnya tak terbawa arus saat menyebrang. Ditambah Mas Ari sebagai
pemanjang dari perintang tersebut. Ini tak mudah sobat. Perlu kekuatan untuk
melawan arus yang sangat deras. Terkadang salah satu dari mereka terhuyung-huyung
hampir terbawa arus. Malam itu benar-benar sangat membuat jantung berdebar tak
karuan. Inilah salah satu contoh
kekompakan yang harus kami terapkan. Semua memiliki peran dan andil
dalan perjalanan ini.
Setelah melewati
sungai yang alirannya deras. Kami masih harus melewati jalur-jalur yang kanan
dan kirinya adalah jurang. Maka tak jarang signal dari depan sudah memperingati
orang-orang yang berada dibelakang agar hati-hati dalam melangkah. Aku yakin
beberapa dari kami merasa mata mereka telah diberati oleh kantuk. Apalagi aku dengar
ketika Kak Agus tiba-tiba mengatakan bahwa ia mengantuk. Tak dipungkiri kalau
akupun merasakan kantuk yang menggelayut.
Tapi rasa kantuk malah menghilang ketika kami sempat menemukan 2 jalan.
Entah mana jalan yang jalurnya lebih pendek. Kami sempat merasa heran, kenapa
perjalanan pulang ini terasa sangat jauh. Padahal ketika menuju atas
rasa-rasanya sangat cepat. Dan biasanya perjalanan pulang akan lebih terasa cepat.
Tapi kali ini sungguh berbeda. Perjalanan seakan jauh dan tak menemukan
tanda-tanda akan berakhir. Malah terkadang pikiran negatif mulai muncul membuat
semuanya malah tambah terasa jauh.
Kami sempat
memutar arah untuk menghindari track yang resikonya cukup besar. Berbalik arah
dan mengambil jalan pada jalur sebelah kiri ternyata lebih tepat. Jalanan yang
cukup landai, menandakan sebentar lagi kami semua akan sampai di Homestay.
Perjalanan kami malam itu untuk menuju Homestay disuguhi dengan keindahan Bogor
dengan lampu-lampunya yang sangat menawan. Sangat jelas keindahan bogor di
malam hari. Walau stamina kami saat itu dibilang hampir habis. Kami semua
sangat bersyukur perjalanan malam itu begitu melekat dan memiliki arti
kebersamaan tersendiri.
Dari
kejauhan bangunan seperti pos itu sudah terlihat. Rasa kelegaan begitu melekat.
Kami sampai di Homestay. Tapi sayang, Homestay saat itu sudah tutup.bersyukurnya
walaupun sudah tutup kami masih bisa beristirahat. Setelah beberapa dari kami mulai mebersihkan badan dari lembabnya badan yang seharian telah dihujani air dari langit. udara yang dingin menusuk tulang, ditambah air khas pegunungan yang kau tahu sendiri apa rasanya. semua begitu lengkap. Senang dan susahnya pun sudah tersedia sepaket.
disaat yang lain tertidur, Kak Ewa masih terlihat Semangat.
duh, pulasnya...
Inilah saatnya kami harus meninggalkanmu Salak. rasanya terlalu berat, banyak kenangan dan pelajaran selama pendakian ini berlangsung. Perjalanan bersama dengan kalian sungguh menjadi cerita luar biasa yang sulit untuk diungkapkan kata saja. bahkan jika aku tulis sebagai bahan karyaku, itu tak cukup untuk dibaca. aku tahu aku terlalu berlebihan menceritakan ini semua. tapi inilah caraku untuk dapat menyimpan semua perjalanan pagi hingga malam itu.
Hompimpah alaiium gambreng... yey , dapet doorprise...
Stasiun Bogor. Sebelum beberapa dari kami berpisah.
Ya Allah, Terimakasih atas segala perlindunganmu, penjagaanmu, serta kemudahan untuk kami. puji syukur kau telah menciptakan salah satu dari banyaknya maha karya luar biasamu. Puji syukur atas nikmat, serta rezeki yang kerap kali kau turunkan tanpa terduga. setiap ciptaanmu begitu bermanfaat. semoga engkau menjadikan kami semua manusia yang pandai bersyukur dan tak pantang menyerah. Kami dapat kembali beraktifitas dan bertemu dengan keluarga dirumah menjadi anugerah atas tujuan kami sebenarnya.
Stasiun Bogor menjadi tempat awal kami bertemu dan berpisah. semoga ada kesempatan untuk kami agar nanti kita dipertemukan dalam perjalanan yang lebih mengesankan.
#Great Trip?? Great Adventure !!
*LitaChan
disaat yang lain tertidur, Kak Ewa masih terlihat Semangat.
duh, pulasnya...
Inilah saatnya kami harus meninggalkanmu Salak. rasanya terlalu berat, banyak kenangan dan pelajaran selama pendakian ini berlangsung. Perjalanan bersama dengan kalian sungguh menjadi cerita luar biasa yang sulit untuk diungkapkan kata saja. bahkan jika aku tulis sebagai bahan karyaku, itu tak cukup untuk dibaca. aku tahu aku terlalu berlebihan menceritakan ini semua. tapi inilah caraku untuk dapat menyimpan semua perjalanan pagi hingga malam itu.
Hompimpah alaiium gambreng... yey , dapet doorprise...
Stasiun Bogor. Sebelum beberapa dari kami berpisah.
Ya Allah, Terimakasih atas segala perlindunganmu, penjagaanmu, serta kemudahan untuk kami. puji syukur kau telah menciptakan salah satu dari banyaknya maha karya luar biasamu. Puji syukur atas nikmat, serta rezeki yang kerap kali kau turunkan tanpa terduga. setiap ciptaanmu begitu bermanfaat. semoga engkau menjadikan kami semua manusia yang pandai bersyukur dan tak pantang menyerah. Kami dapat kembali beraktifitas dan bertemu dengan keluarga dirumah menjadi anugerah atas tujuan kami sebenarnya.
Stasiun Bogor menjadi tempat awal kami bertemu dan berpisah. semoga ada kesempatan untuk kami agar nanti kita dipertemukan dalam perjalanan yang lebih mengesankan.
#Great Trip?? Great Adventure !!
*LitaChan
0 komentar:
Posting Komentar