One Day One Trip ke Gunung Batu Yuk !!

by 07.54 0 komentar

Naik yuk!
hah.. serius nih naik??
dengan jadwal kerja yang padat merayap, sampai ga ada istilah weekend. ditambah ngerasa kalander isinya hari senin semua *berlebihanemang*, tapi rasanya ada sesuatu yang jelas diriku nantikan. bisa mengistirahatkan pikiran dengan suasana yang menenangkan. kesempatan banget buat diriku waktu itu, dapat libur tepat di hari sabtu. jadi kesempatan buat ajak teman sepertinya ada, karena otomatis mereka pasti akan libur dihari sabtu dan minggu. punya waktu sehari buat sekedar One Day Trip sepertinya sangat menyenangkan. Setelah beberapa waktu lalu mas Arip sudah janji ngajak diriku tektok.
Beberapa pertimbangan sempat kami pikirkan. Mulai dari tektok ke Mt.Pangrango, sampai Mt.Munara. Tapi kami putuskan untuk one day trip ke Mt.Batu *loh kok ke batu? Ya gitu deh. Mt. Batu ini sendiri terletak di wilayah Jonggol, Kab.Bogor. gak terlalu jauh dari bilangan Jakarta. makanya buat kalian yang punya waktu sempit dan selalu rindu bermanja dengan alam, tempat ini bisa jadi destinasi kalian saat melakukan Trip. Melewati daerah Mekar Sari sampai ke daerah Jonggol. Kalian bisa tanya-tanya sama warga jika sudah sampai wilayah Jonggol ini. Jika kalian bertanya dengan orang yang tepat kalian akan diberi tahu arahnya. Karena waktu itu diriku cuma duduk manis di atas motor alias dibonceng. Hihi,
Setelah kami akhirnya memutuskan untuk janjian bertemu di Terminal Lebak Bulus. Dari Kebayoran aku bertemu Mas Rizal yang sudah stand by menungguku. Pakaiannya masih pakai seragam. Duh luar biasa!!. Menuju terminal Lebak Bulus, kami putuskan bertemu di sebuah masjid yang letaknya ada di terminal Lebak Bulus. Dan sepertinya hanya itu masjidnya di wilayah tersebut. Tak lama pun Mas Arip menjemput kami berdua menuju Kp.Rambutan, lalu
menjemput beberapa teman Mas Arip  yang akan ikut juga. Dan akhirnya 5 orang termasuk diriku akan melakukan one day trip. Ini akan menjadi cerita pengalamanku bisa One Day Trip bersama kalian. Malam itu, kami berangkat. Diriku, Mas Rizal, Mas Arip, Mas Budi, dan Mas Ariansyah *entahlah diriku tak ingat nama panggilannya waktu itu. Hanya mengingat nama kerennya sewaktu di homestay*. Tak banyak bekal yang dibawa seperti biasanya melakukan pendakian. Hanya daypack yang sangat ringan, dan satu carriel yang isinya flysheet, tenda dan matrass. Tak terpikir sama sekali untuk mampir ke toko untuk membeli beberapa cemilan atau kopi sebagai minuman hangat diatas. Karena terpikirnya akan ada homestay atau warung disana.
Jam tepat menujukkan pukul 22.00. Setahu diriku kami melewati jalur Jakarta Timur-Cibubur Junction, dan melewati jalan Mekar Sari. Cukup ramai tapi tak terlalu macet. Karena jujur diriku tak pandai mengingat jalanan. *afwan ya* kedepannya akan berlatih untuk afal nama jalan. Percayalah.
Perjalanan kami menuju tujuan sekitar 3jam, sudah termasuk istirahat sebentar di sebuah warung. Jika sudah hampir sampai tujuan jalanan akan semakin terjal, seperti pada umumnya. Jalanan akan menaik dan dengan penerangan yang minim. Tak usah khawatir tak ada pengunjung lain. Dari belakang sudah ada sorotan lampu pengunjung yang juga akan mendaki. Jalanannya cukup bagus dan halus, tapi setelah masuk kesebuah jalan kecil dengan plang sederhana yang menandakan jalan menuju Mt. Batu, kalian akan melewati jalur bebatuan yang menanjak. Rata-rata motor yang kami kendarai adalah matic, jadi tak heran aroma seperti mesin panaspun tercium. Karena jalanan seperti ini sangat di rekomendasikan untuk motor trail yang memiliki roda besar dan kuat. Tapi tak apa, toh matic pun tak kalah kuat walaupun harus was-was dengan mesin yang panas.
Allhamdullilah sampai guys!!! Tepat jam 01.00 kami sampai. Beserta rombongan lain yang bertemu dengan kami malam itu. Oh no !! Warung Homestay sudah tutup. Rasa menyesal tak membawa bekal pun ada. Jika malam itu ada minuman hangat rasanya lebih nikmat. Jadi buat kalian yang akan melakukan Trip , jangan lupa untuk tetap membawa bekal walaupun nanti akan  ada homestay. Tapi tetap saja, tak terus menerus homestay buka setiap saat. Its oke, ini pelajaran ya. Walaupun beberapa orang akan cuek dengan hal itu.
Ditemani api yang dinyalakan oleh seorang warga yang menunggu tempat tersebut. Badan ini terasa hangat. Taburan bintang, dan angin yang semilir membuat suasana malam itu sangat tenang. Istirahat terlebih dahulu lebih dianjurkan sebelum langsung melakukan pendakian. Walaupun hanya duduk duduk sambil bercengkrama sebentar.
Tak lama beristirahat, kaki sudah meminta untuk dilangkahkan. Jalur yang cukup jelas terlihat seperti menggoda untuk dilewati. Tak perlu membuka tenda di homestay ini, kami putuskan untuk naik ke atas. Sembari menikmati jutaan bintang yang tak lelah berkedip. Di awal perjalanan, tak terlalu banyak trek yang ekstrem. Hanya saja  jalanannya sama sekali tak ada kelandaiannya. Jadi kalian Akan dibuat menanjak terus dan terus. Sampai akhirnya bertemu dengan sebuah pos. Beberapa tenda sudah berdiri kokoh. Kami tetap naik keatas, semakin naik semakin menemukan jalur atau trek yang cukup menantang. Jurang di kanan dan di kiri membuat kami harus waspada. Pantas saja gunung ini diberi nama gunung batu. Ini seperti bukit batu yang besar dan tinggi. Banyak bebatuan yang akan kau temui. Tanaman yang tak terlalu rimbun. Bisa dikatakan tak ada pohon besar disini. Jadi kau bisa melihat indahnya langit malam saat itu. Trek curam, dan tanjakkan setan menambah sensasi pendakian begitu terasa. Tiba-tiba teringat Mt. Salak saat itu. Tapi benar saja setiap gunung pastilah memiliki keunikan treknya sendiri.
Sudah cukup tinggi saat ini. Setelah sekitar setengah jam kami naik. Tinggal beberapa tanjakkan lagipun kami sudah bisa sampai puncaknya. Tapi sudah, disini sajalah akhirnya kami menggelar fly sheet kami. Tak memungkinkan untuk mendirikan tenda disini. Karena memang ini hanya seperti jalur yang tak terlalu luas.
Beralaskan flysheet, berselimutkan kabut, beratapkan langit dan berlampukan bintang. Merebahkan tubuh diatas kerasnya batu, tapi rasa syukurpun melunakkan segalanya. Nafas dan mata ini seakan dimanjakan oleh kemurahan alam. Kadang kekonyolan mereka pun memecah keheningan. Bagi yang beruntung, kau bisa melihat bintang jatuh saat tubuhmu sedang terbaring menghadap langit. Diriku selalu merindukan malam itu.
Rasa dingin menusuk nusuk tubuh. Tapi rasanya ini sebuah tambahan sensasi akibat sapaan angin malam yang sangat ramah. Ada yang kurang rasanya. Memasak diatas gunung menjadi sebuah alasan kenapa naik gunung itu nikmat. Karena apapun yang dimasak alhasil akan terasa enak. Bahkan tak ada makanan yang lebih enak dibanding makanan yang dimasak diatas gunung. Ingat, kalau kau kesini jangan lupa membawa peralatan masakmu. Tapi, jangan lupa untuk membawa sampah-sampahmu kembali ya.





Jam pun berlalu tanpa sia-sia. Adzanpun berkumandang. Suaranya menggema hingga ketinggian ini. Terlihat dari atas sini pun ada bangunan masjid yang berdiri kokoh. Subhanallah. Bersujud kepadamu ya Rabb, bersyukur atas segala nikmatmu yang tak terhitung.
Tak perlu lelah mengejar sunrise. Dari sinipun sudah bisa melihatnya. Tapi tak lengkap jika tak mengambil bonus setiap pendakian yaitu puncak.






Melewati beberapa tanjakkan setan yang elevasi sudutnya hampir 90 derajat. Tapi tak perlu khawatir, sudah ada seutas tali yang akan membantu. Bagi engkau yang menyukai kegiatan yang dapat memacu adrenalin. Kau bisa mencoba dan menikmati setiap kekhasan tempat ini.
Matahari sunrise menyambut kami dengan warnanya yang kekuningan.
Kami begitu menikmatinya dari puncak ini. Kibaran sang merah putih menambah kemegahan alam ini. Aku bersyukur bisa menjadi bagian dari Indonesia.


Ya Rabb , sungguh inilah alasan kenapa diriku ini selalu merasa menemukan kedamaian berada di setiap puncak yang kau ciptakan. Setiap hembusan anginnya menyejukkan pikiranku. Ini pula salah satu alasanku, betapa aku bisa merasakan begitu kaya nya kau ciptakan semua ini. Dan ku berharap semakin banyak pengunjung atau penikmat alammu, semakin banyak pula yang peduli alam ini. Semoga dan semoga . ku harap kau lah kawan, kau yang mengaku pecinta alam.





Tak ada salahnya mengambil setiap moment untuk di abadikan. Asalkan tetaplah mengutamakan keselamatan. Ingat hal yang menjadi kenangan bukan hanya sekedar selembar foto yang bisa kau pajang di sosial media. Tapi rasa. Ya rasa yang terus bisa kau kenang dan bisa kau tumpahkan kedalam lembaran kertas hidupmu. Bisa kau jadikan cerita untuk anak atau cucumu kelak. Jangan sampai fotomu itu menjadi kenangan banyak orang akibat kelalaianmu dalam keselamatan.
Ini menjadi salah satu ceritaku bisa melakukan trip untuk kesekian kalinya bersama kalian. Semoga cerita sekaligus info ini bisa menjadi destinasi kalian yaa kawan. Kembali ke Rumah masing-masing dengan selamat merupakan tujuan kami. Begitu pula kau bukan?.


Mt.Batu, 26 Mei 2015.

lita chan

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar