Assalamualaikum Indonesia !
Setelah sekian lama jari-jariku tidak
membuat tulisan yang dapat kuposting di Blog, Alhamdulillah hari ini masih
diberi kesempatan untuk bisa melanjutkan perjalananku di Bumi Allah.
Setiap langkah kaki yang kupijakkan,
kunikmati setiap alunan takdir terbaik yang Allah tetapkan. ke-MahaBesaran-Nya
sampai detik ini selalu menjadi alasanku untuk tetap melakukan yang terbaik,
meraih setiap asa, dan tak lupa untuk berbagi.
Walau belum bisa berbagi tentang banyak
hal, semoga tulisan-tulisanku ini kelak bisa menjadi inspirasi dan catatan
untukku agar aku selalu bersyukur serta ingat bahwa aku pernah berjuang.
tak banyak tempat yang sudah kujelajahi,
tapi yang aku tahu pasti setiap satu tempat yang aku singgahi tak pernah luput
dari hikmah.
Kau tahu, setiap perjalanan memiliki cerita
dan kisah yang berbeda. Sehingga sangat disayangkan bukan, jika ia berlalu
tanpa sedikitpun menjadi sebuah pengalaman yang tercatat atau hanya tersimpan
sendiri tanpa mau dibagi.
AHA !!
apa yang kamu pikirkan ketika menyebutkan
kata tersebut?
AHA !!
adalah sebuah ide, sebuah hikmah dan
sebuah tafakur atau perenungan yang secara eksplisit dan nyata dapat kita
rasakan seketika melalui berbagai fenomena dengan mata, hati dan pikiran yang
jernih.
AHA !!
Dan setiap apa yang kita lihat adalah
bentuk kebesaran Allah yang Maha Segala.
Telah Allah tunjukkan betapa dahsyatnya
penciptaan Langit dan Bumi ini, dijadikan-Nya hamparan daratan yang hijau,
dijadikan-Nya lautan yang luas dan dijadikan-Nya langitan yang tinggi. Semua
dapat kita rasakan jika saja kita mau sedikit membuka mata hati untuk melihat
keindahan alam-Nya dan mengibaratkannya kedalam hidupmu.
Berikut beberapa AHA yang bisa aku bagikan
dalam tulisanku kali ini, AHA ini ditulis ketika perjalananku menuju Sampang-Madura,
Febuari 2018.
KERETA
API
Perjalanan itu mengingatkan aku tentang
keinginanku dulu merasakan pergi jauh kedaerah orang. Dengan begitu aku
bisa naik kereta api dan menjadi salah seorang penumpang..
Kau tahu, hidup ini seperti naik kereta api.
Ibarat ikhtiar, dari stasiun
pemberangkatan kau akan merasakan kebahagiaan. Salah satu alasan yang membuatmu
bahagia adalah TUJUAN.
Bukankah ketika kauhendak naik kereta itu
berarti kauharus punya tujuan? Atau hanya naik saja tanpa tahu mau turun di stasiun
mana?. Sudah jelas, kau akan bingung ketika tak tahu akan turun dan pulang
kemana jika kautak punya tujuan. Maka salah satu alasanmu untuk naik kereta adalah
kau akan menempuh sebuah perjalanan panjang dengan tujuan tertentu. Bukankah
begitu?
Ketika kereta api telah berjalan, tak ada
yang abadi ketika kau lihat sisi kiri dan kanan. Semua akan berlalu dengan
cepat, tanpa punya kesempatan untuk sebentar menatap. Kehidupanmu seperti itu,
ibarat waktu ia tak akan pernah berhenti barang sejenak untuk menunggu. Ia akan
berlalu cepat dan hanya meninggalkan jejak diingatan.
Pemandangan yang kau pandang disudut
jendela tempat dudukmu, tak akan lama untuk dilihat, maka jangan terlena
dengan pemandanganmu itu. Percayalah.
Kau punya waktu untuk mengistirahatkan
tubuhmu, sehingga kautak melulu melihat jendela dan merasa ingin turun walau
belum sampai pada tujuan yang dituju. Jangan lupa bahwa pemandangan itu bisa
membuatmu lupa.
Kau tak akan menyangka setiap jam bahkan
menitnya kau akan berhenti sebentar di stasiun-stasiun transit.
Sebagaimana perjalanan manusia, stasiun
adalah kisah perjuanganmu. Jika hidupmu merasa kesulitan, percayalah akan ada
waktunya kereta akan berjalan lagi untuk menuju tujuanmu. Semakin jauh
tujuanmu, akan semakin banyak stasiun
yang akan kau lewati. Maka, semakin banyak cobaan yang akan kau temui.
Kesabaranmu akan berbuah hasil, karena
tujuanmu pasti ada didepan mata. Waktu dan doamu akan menjawab, karena kereta
akan terus berjalan hingga stasiun akhir tujuanmu sampai.
Ingat ! kereta berjalan diatas rel yang lurus,
berdoalah agar kereta tetap berjalan pada jalurnya, karena ketika keluar dari
jalur kau bisa bayangkan, betapa kecil kemungkinanmu sampai pada tujuan.
REZEKI
Aku menyadari betapa Maha Kaya Allah,
telah Ia sebarkan rezeki itu disetiap sudut bumi yang akan kaupijakki.
Hari pertama saat kuinjakkan kaki di Kota
nasi jagung ini, sejauh mata memandang membuatku kagum karena hijaunya sawah
dipinggir jalan raya. Beberapa padi mulai terlihat menguning dan merunduk
karena sudah berisi biji beras yang akan dipanen untuk dijual kembali. Kulihat sumringah senyum para petani akan hasil panen yang sudah lama dinanti.
Rezeki adalah bagian karunia yang patut
disyukuri, ia memiliki berbagai wujud yang tak melulu soal duit. Bukankah
bertemu orang baik adalah rezeki?. Jawabannya adalah Ya. Aku selalu bersyukur
ketika perjalanan ini selalu mempertemukanku dengan orang-orang yang baik hati.
Mereka menolong dengan khlas dan tanpa pamrih.
Rezeki itu tak melulu soal uang. Karena setiap
apa yang kita inginkan belum tentu itu adalah hal yang kita butuhkan. Aku
mengalami hal ini, ketika malam itu aku tiba di Sampang, karena sudah larut
malam dan badan sudah cukup lelah, bertemu pak Arif sebagai kepala dinas sosial
setempat adalah rezeki. Karena beliau memberikanku tempat untuk beritirahat.
Berkenalan dengan kawan-kawan barupun
adalah rezeki, karena dengan begitu kita tak akan pernah merasa susah ditempat
yang asing.
Jangan pernah meremehkan sesuatu yang kita
dapatkan, boleh jadi rezeki itu turun dalam wujud yang tak pernah kita sangka.
Jangan pernah merasa susah, percayalah
Allah akan kirimkan rezeki itu lewat malaikat-malaikat tanpa sayap-Nya.
Bersyukurlah dan nikmatilah perjalananmu.
BELAJAR
DARI AYAM
Belajar dari setiap potret kejadian dan
fenomena yang kita lihat dalam sebuah perjalanan adalah kunci rasa syukur serta
bentuk perenunganmu atas kebesaran Allah. Saat aku duduk disebuah teras rumah
warga, kulihat ayam betina bermain dengan anak-anaknya. Aku rindu pada ibu,
kurenungi bagaimana ayam betina memperlakukan anaknya dengan penuh sayang.
Bagaimana tidak, beberapa anaknya mendekam dibawah tubuh, beberapa menaiki
tubuh sang induk. Jika saja aku bisa memahami bahasa hewan, mungkin aku akan
mendengar bagaimana sang induk menasehati anak-anaknya agar kelak bisa mencari
makan sendiri atau ribuan ungkapan cinta terlontar pada sang anak. Induk ayam
begitu kuat dan tegar, ia tak rela anak-anak manusia mengejari anaknya. Maka dengan
sigap sang induk bisa saja marah dan mematukki sesiapa saja yang mendekat. Bukankah
wujud kasih sayang ibu seperti itu? Ia tak akan pernah bosan menasehati
meskipun tahu sang anak akan tak acuh, ia tak akan penah lelah mencuci baju
tanpaada kata-kata marah, ia akan melindungimu saat tahu kau sedang dalam
masalah dan ia akan menolongmu ketika tahu kau sedang susah.
Percayalah semua ibu didunia, baik manusia
maupun hewan tak akan pernah menyakiti anaknya.
PULANG
Begitulah waktu, ia akan menuntut kita
untuk pulang. Ketika mata seperti saja baru terpejam, ketika tubuh baru saja
direbah, ketika kaki baru saja terhenti, istirahat ditempat nun jauh dan hening
menyisakan rasa nyaman yang membuatku enggan enyah.
Semua tentang waktu dan bagaimanapun waktu
bertugas untuk menuntun kembali menjadi kita yang sesungguhnya.
Aku datang untuk pulang.
Begitulah manusia. Ia terlahir untuk hidup
dan pulang untuk kembali bertemu Penciptanya.
Perjalanan waktu dan jarak selalu merengek
pulang untuk kembali ke zona petualangan.
Seminggu berada di zona ini, membuatku
betah tinggal.
Tapi bersyukurlah, waktu telah
mengingatkanku. Aku sampai lupa ada mimpi lagi disana, ada bahagia yang sedang
menanti.
Sejatinya tujuan perjalananmu adalah pergi
untuk kembali.
-litachan
ditulis di Purwokerto, 2018.
0 komentar:
Posting Komentar