AHA di Sampang-Madura

by 06.58 0 komentar

Assalamualaikum Indonesia !
Setelah sekian lama jari-jariku tidak membuat tulisan yang dapat kuposting di Blog, Alhamdulillah hari ini masih diberi kesempatan untuk bisa melanjutkan perjalananku di Bumi Allah. 
Setiap langkah kaki yang kupijakkan, kunikmati setiap alunan takdir terbaik yang Allah tetapkan. ke-MahaBesaran-Nya sampai detik ini selalu menjadi alasanku untuk tetap melakukan yang terbaik, meraih setiap asa, dan tak lupa untuk berbagi.
Walau belum bisa berbagi tentang banyak hal, semoga tulisan-tulisanku ini kelak bisa menjadi inspirasi dan catatan untukku agar aku selalu bersyukur serta ingat bahwa aku pernah berjuang.
tak banyak tempat yang sudah kujelajahi, tapi yang aku tahu pasti setiap satu tempat yang aku singgahi tak pernah luput dari hikmah.
Kau tahu, setiap perjalanan memiliki cerita dan kisah yang berbeda. Sehingga sangat disayangkan bukan, jika ia berlalu tanpa sedikitpun menjadi sebuah pengalaman yang tercatat atau hanya tersimpan sendiri tanpa mau dibagi.
AHA !!
apa yang kamu pikirkan ketika menyebutkan kata tersebut?
AHA !!
adalah sebuah ide, sebuah hikmah dan sebuah tafakur atau perenungan yang secara eksplisit dan nyata dapat kita rasakan seketika melalui berbagai fenomena dengan mata, hati dan pikiran yang jernih. 
AHA !!
Dan setiap apa yang kita lihat adalah bentuk kebesaran Allah yang Maha Segala.
Telah Allah tunjukkan betapa dahsyatnya penciptaan Langit dan Bumi ini, dijadikan-Nya hamparan daratan yang hijau, dijadikan-Nya lautan yang luas dan dijadikan-Nya langitan yang tinggi. Semua dapat kita rasakan jika saja kita mau sedikit membuka mata hati untuk melihat keindahan alam-Nya dan mengibaratkannya kedalam hidupmu.
Berikut beberapa AHA yang bisa aku bagikan dalam tulisanku kali ini, AHA ini ditulis ketika perjalananku menuju Sampang-Madura, Febuari 2018.



KERETA API
Perjalanan itu mengingatkan aku tentang keinginanku dulu merasakan pergi jauh kedaerah orang. Dengan begitu aku bisa naik kereta api dan menjadi salah seorang penumpang..
Kau tahu, hidup ini seperti naik kereta api.
Ibarat ikhtiar, dari stasiun pemberangkatan kau akan merasakan kebahagiaan. Salah satu alasan yang membuatmu bahagia adalah  TUJUAN.
Bukankah ketika kauhendak naik kereta itu berarti kauharus punya tujuan? Atau hanya naik saja tanpa tahu mau turun di stasiun mana?. Sudah jelas, kau akan bingung ketika tak tahu akan turun dan pulang kemana jika kautak punya tujuan. Maka salah satu alasanmu untuk naik kereta adalah kau akan menempuh sebuah perjalanan panjang dengan tujuan tertentu. Bukankah begitu?
Ketika kereta api telah berjalan, tak ada yang abadi ketika kau lihat sisi kiri dan kanan. Semua akan berlalu dengan cepat, tanpa punya kesempatan untuk sebentar menatap. Kehidupanmu seperti itu, ibarat waktu ia tak akan pernah berhenti barang sejenak untuk menunggu. Ia akan berlalu cepat dan hanya meninggalkan jejak diingatan.
Pemandangan yang kau pandang disudut jendela tempat dudukmu, tak akan lama untuk dilihat, maka jangan terlena dengan pemandanganmu itu. Percayalah.
Kau punya waktu untuk mengistirahatkan tubuhmu, sehingga kautak melulu melihat jendela dan merasa ingin turun walau belum sampai pada tujuan yang dituju. Jangan lupa bahwa pemandangan itu bisa membuatmu lupa.
Kau tak akan menyangka setiap jam bahkan menitnya kau akan berhenti sebentar di stasiun-stasiun transit.
Sebagaimana perjalanan manusia, stasiun adalah kisah perjuanganmu. Jika hidupmu merasa kesulitan, percayalah akan ada waktunya kereta akan berjalan lagi untuk menuju tujuanmu. Semakin jauh tujuanmu,  akan semakin banyak stasiun yang akan kau lewati. Maka, semakin banyak cobaan yang akan kau temui.
Kesabaranmu akan berbuah hasil, karena tujuanmu pasti ada didepan mata. Waktu dan doamu akan menjawab, karena kereta akan terus berjalan hingga stasiun akhir tujuanmu sampai.
Ingat !  kereta berjalan diatas rel yang lurus, berdoalah agar kereta tetap berjalan pada jalurnya, karena ketika keluar dari jalur kau bisa bayangkan, betapa kecil kemungkinanmu sampai pada tujuan.



REZEKI
Aku menyadari betapa Maha Kaya Allah, telah Ia sebarkan rezeki itu disetiap sudut bumi yang akan kaupijakki. 
Hari pertama saat kuinjakkan kaki di Kota nasi jagung ini, sejauh mata memandang membuatku kagum karena hijaunya sawah dipinggir jalan raya. Beberapa padi mulai terlihat menguning dan merunduk karena sudah berisi biji beras yang akan dipanen untuk dijual kembali. Kulihat sumringah senyum para petani akan hasil panen yang sudah lama dinanti.
Rezeki adalah bagian karunia yang patut disyukuri, ia memiliki berbagai wujud yang tak melulu soal duit. Bukankah bertemu orang baik adalah rezeki?. Jawabannya adalah Ya. Aku selalu bersyukur ketika perjalanan ini selalu mempertemukanku dengan orang-orang yang baik hati. Mereka menolong dengan khlas dan tanpa pamrih.
Rezeki itu tak melulu soal uang. Karena setiap apa yang kita inginkan belum tentu itu adalah hal yang kita butuhkan. Aku mengalami hal ini, ketika malam itu aku tiba di Sampang, karena sudah larut malam dan badan sudah cukup lelah, bertemu pak Arif sebagai kepala dinas sosial setempat adalah rezeki. Karena beliau memberikanku tempat untuk beritirahat.
Berkenalan dengan kawan-kawan barupun adalah rezeki, karena dengan begitu kita tak akan pernah merasa susah ditempat yang asing.
Jangan pernah meremehkan sesuatu yang kita dapatkan, boleh jadi rezeki itu turun dalam wujud yang tak pernah kita sangka.
Jangan pernah merasa susah, percayalah Allah akan kirimkan rezeki itu lewat malaikat-malaikat tanpa sayap-Nya.
Bersyukurlah dan nikmatilah perjalananmu.



BELAJAR DARI AYAM
Belajar dari setiap potret kejadian dan fenomena yang kita lihat dalam sebuah perjalanan adalah kunci rasa syukur serta bentuk perenunganmu atas kebesaran Allah. Saat aku duduk disebuah teras rumah warga, kulihat ayam betina bermain dengan anak-anaknya. Aku rindu pada ibu, kurenungi bagaimana ayam betina memperlakukan anaknya dengan penuh sayang. Bagaimana tidak, beberapa anaknya mendekam dibawah tubuh, beberapa menaiki tubuh sang induk. Jika saja aku bisa memahami bahasa hewan, mungkin aku akan mendengar bagaimana sang induk menasehati anak-anaknya agar kelak bisa mencari makan sendiri atau ribuan ungkapan cinta terlontar pada sang anak. Induk ayam begitu kuat dan tegar, ia tak rela anak-anak manusia mengejari anaknya. Maka dengan sigap sang induk bisa saja marah dan mematukki sesiapa saja yang mendekat. Bukankah wujud kasih sayang ibu seperti itu? Ia tak akan pernah bosan menasehati meskipun tahu sang anak akan tak acuh, ia tak akan penah lelah mencuci baju tanpaada kata-kata marah, ia akan melindungimu saat tahu kau sedang dalam masalah dan ia akan menolongmu ketika tahu kau sedang susah.
Percayalah semua ibu didunia, baik manusia maupun hewan tak akan pernah menyakiti anaknya.

PULANG
Begitulah waktu, ia akan menuntut kita untuk pulang. Ketika mata seperti saja baru terpejam, ketika tubuh baru saja direbah, ketika kaki baru saja terhenti, istirahat ditempat nun jauh dan hening menyisakan rasa nyaman yang membuatku enggan enyah.
Semua tentang waktu dan bagaimanapun waktu bertugas untuk menuntun kembali menjadi kita yang sesungguhnya.
Aku datang untuk pulang.
Begitulah manusia. Ia terlahir untuk hidup dan pulang untuk kembali bertemu Penciptanya.
Perjalanan waktu dan jarak selalu merengek pulang untuk kembali ke zona petualangan.
Seminggu berada di zona ini, membuatku betah tinggal.
Tapi bersyukurlah, waktu telah mengingatkanku. Aku sampai lupa ada mimpi lagi disana, ada bahagia yang sedang menanti.


Sejatinya tujuan perjalananmu adalah pergi untuk kembali.
-litachan


ditulis di Purwokerto, 2018.

lita chan

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar