Jadi mahasiswa itu ga selamanya tentang akademik dengan menomorsatukan IPK dan lulus dengan predikat cumlaude. Setelah masa putih abu-mu telah selesai, memutuskan melanjutkan pendidikan adalah menambah tanggung jawab bukan sekedar untukmu dan keluargamu. Ada tugas lain yang lebih besar dan menanti peranmu untuk ikut andil dalam setiap kesempatan. Melanjutkan pendidikan tingkat universitas membuat dirimu mendapat gelar “maha”, maka sudah jelas kau harus bisa melakukan segala sesuatunya dengan bijak. Masa-masa menjadi mahasiswa adalah masa paling bersejarah dalam hidupmu. Karena disinilah jiwamu dituntut untuk bisa memberikan kontribusi terbaik. Kamu akan dituntut untuk tetap menyeimbangkan akademik dengan aktivitas lainnya. Organisasi merupakan wadah yang menampungmu menjadi mahasiswa dengan segudang kegiatan. Secara alamiah inisiatif dan aktif berinteraksi akan membentuk karaktermu. Dimanapun kamu berada yakinlah, aktif berorganisasi akan membuatmu terlihat berbeda akibat  sering ditempa.
Maka tak heran jika akan ada masa jenuh itu datang dan membuat performamu bisa menurun. Mungkin banyak alasan yang dapat membuatmu merasa lelah dan bosan, tapi itu semua bisa membuat kredibilitasmu menurun dan membuat amanahmu berantakan.
Berikut  5 Fakta Organsasi yang harus kamu tahu agar membuatmu tetap semangat menjalankan amanah:

     1. Organisasi tidak membuatmu kaya dan terkenal.
Dek, Organisasi itu capek loh ! percaya deh,
Ngapain sih,mending tidur dikosan atau belajar yang tenang. Ini serius, ga ada untungnya dibadan, bikin capek hati, capek pikiran. Paling-paling enaknya bisa kenal dan dikenal banyak orang.
Nih ya, parahnya lagi tugas terabaikan, kos-kosan berantakan, ga bisa hidup tenang. Dikit-dikit rapat, dikit-dikit diskusi, udah gitu pulang selalu larut malam.
Nah, mungkin ini adalah presepsi orang-orang yang sudah putus asa dan merasa organisasi tidak membuahkan manfaat buat dirinya. Tapi coba dipikirikan, memang capek badan, capek pikiran dan capek hati itu pasti. Gak terlalu memberikan keuntungan besar, malah kalau bisa membuatmu harus berkorban. Korban materi, korban waktu higga korban tenaga. Ditambah fitrah manusia yang gak pernah bisa seimbang dalam waktu yang lama. Akan ada masa dimana titik jenuh itu ada. Ketika titik jenuh itu datang, segala statement yang menyalahkan banyak pihak bisa muncul dan mengakibatkan efek salah-menyalahi timbul. Jatuhnya malah membuatmu membenci keadaan dan su’udzon berlebihan. Organisasi tidak akan membuatmu kaya dan tidak akan membuatmu terkenal karena memang bukan itu tujuannya. Organisasi hanya akan membuatmu semakin kuat dan terbiasa melakukan segala sesuatu dengan teratur.


2    2. Amanah tidak akan pernah salah memilih orang.
Dalam beberapa kesempatan saya berada didalam sebuah organisasi, amanah tidak akan pernah salah memilih orang. Secara alami ia akan menemukan orang yang tepat untuk menerima tanggung jawab tersebut. Maka menolak amanah sama saja dengan tidak menerima kemampuan diri.
Amanah adalah sebuah jabatan dan bentuk tanggung jawab yang menjadi kewajiban serta dikerjakan sesuai pembagian tugasnya. Amanah akan membuatmu memiliki peran dalam organisasi. Segala jenis tugas dan pekerjaan akan dikerjakan sesuai kemampuan. Amanah inilah yang membuatmua belajar tentang tanggung jawab dan merasa memiliki.
Jangan pernah menolak suatu amanah yang dilontarkan kepadamu, karena si permberi amanah pasti sudah memiliki cara untuk mengetahui setiap kemampuan dan karaktermu.



      3. Karena Organisasi terdiri dari orang-orang terbaik.
Sejatinya organisasi itu terbentuk agar kita tahu, bahwa kebaikan itu adalah tanggung jawab kita. Ketika kita tahu kebatilan itu selalu ada, maka menjadi penggerak adalah salah satu cara agar kita bisa merubahnya, menjadi orang yang berpengaruh dan berkontribusi dengan sebaik-baiknya. Kita tidak dituntut untuk bisa melakukan banyak hal di organisasi. Percayalah bahwa kita hanya dituntut mau atau tidak mau. Karena organisasi selalu terdiri dari berbagai jenis manusia yang punya kelebihannya sendiri. Ketika kita MAU, pastikan jawabanmu adalah mau lelah dan mau berkorban.

4.     
     
      4. Organisasi adalah wadah untukmu berbuat kebaikan.
Saya akan mengutip salah satu ayat Al-Qur’an,
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. ( AS. Ali Imran : 110 )
Inilah alasan kenapa kamu adalah umat terbaik sehingga potensimu tak layak terkungkung dalam ruang hampa. Ada tugas besar yang mesti kita tahu. Kita tidak pantas diam saja, merasa aman dengan zona nyaman. Berbuat baiklah dan tebarkanlah kebaikan yang mengalir. Karena kita tidak tahu, ketika kita sudah tiada , kita dikenang karena apa. Maka, ini adalah wadah yang tepat untukmu terus berbuat kebaikan.


5    5. Organisasi akan melahirkan orang-orang hebat.
Karena terlalu seringnya ditempa dan dikejar dateline, mengurusi hajat dan kepentingan banyak orang. Organisasi akan memberikan banyak pengalaman yang tak akan terbayarkan. Jagan pernah meremehkan sekecil apapun jabatanmu di organisasi, karena itulah proses. Orang-orang besar yang terlahir menjadi para pejabat tinggi negara dulunya adalah aktivis kampus. Ia berjuang dilahan kecilnya, hingga proses dan perjalanan membawa ia duduk sebagai orang-orang pembawa perubahan.

Jadi, masih merasa tak berdaya melawan kelelahanmu itu? Pastikan bahwa niatmu selalu menjadi alasan untuk lebih baik lagi.



Terkadang harapan tidak berteman akrab dengan takdir. Setiap diri akhirnya punya standar nya masing-masing untuk membangun mimpi. Bahkan, tak jarang kita me-judge Tuhan. 
Ada yang salah, Tuhan ! ini tidak sesuai ekspektasi-ku. ini tidak sesuai harapanku dan bla bla bla .
Mimpi selalu dimiliki oleh setiap jiwa yang hidup, tapi lagi-lagi kita tak bisa menyalahkan siapapun akan hal yang menjadikan realita tak seindah  kehidupan nyata. entah karena kita sendiri yang tak sungguh-sungguh membangun mimpi, atau justru mimpi dan realita itu memang tidak sedekat itu?.

Terkadang Sukses itu tidak berteman akrab dengan Usia. Sukses tak selalu membuntuti Usia, semakin bertambah katanya akan semakin mudah membuka jalan. Tapi itu tidak juga berlaku. Bahkan banyak usia muda akhirnya mendapatkan kesuksesanya lebih cepat. begitupun sebaliknya. sukses itu tidak bisa diukur dengan usiamu yang muda atau tua, berbagai tokoh telah menjadi cermin yang bisa kita jadikan contoh. Lalu gerangan apa yang akhirnya membuat sukses itu datang pada kita?
bagiku setiap manusia memiliki porsinya masing-masing. banyak orang diluar sana yang dengan usaha minimal suksesnya pun melesat. tapi ada juga yang mereka telah mengerahkan segala kekuatan dan usahanya tapi sukses tak kunjung datang. jangan pernah berpikiran bahwa takdir sudah begitu kejam dan nasib tak cukup memihakmu. 

Jika perjalanmu cukup rumit dan terlalu lama, aku berpikir bahwa saat ini, kita sedang dihadapkan pada sebuah perjalanan yang akan memberikan sebuah pengalaman berharga. 
Ketika seseorang lebih sulit mendapatkan sesuatu, ia akan belajar bagaimana caranya menjaga. 
Ketika seseorang lebih lama mendapatkan sesuatu maka ia akan belajar bagaimana untuk lebih sabar dan memiliki hati yang besar, 
Ketika seseorang lebih sakit untuk mendapatkan sesuatu ia belajar untuk tahu bagaimana caranya untuk kuat. 

Seberapa besar hambatan ketika sedang berjuang, jangan pernah merasa bahwa kita adalah satu-satunya orang yang paling menderita. hargailah diimu sendiri, bertahanlah karena setiap badai akan berlalu. bersabarlah karena sekerasnya batu akan dikikis juga oleh air dan waktu. berproseslah layaknya kupu-kupu. berperanglah melawan banyaknya serdadu. 
percayalah bahwa setiap kita sudah memiliki skenario. biar Allah yang menjadi sutradaranya, kamu hanya perlu menjadi aktor profesional yang selalu siap mendapatkan peran.

Setiap orang memiliki cerita. Setiap orang punya mimpinya sendiri, tapi ketahuilah sabar dan usahamu tak akan cukup untuk mendapatkan ending terbaik. Pastikan setiap kisah kita adalah kisah yang penuh hikmah. Maka berdoalah. Untuk memastikan pada Allah, bahwa kita sedang berjuang dan kita butuh pertolongan. karena kekuatanmu saja tak cukup untuk menanggungnya. biarkan bantuan Allah senantiasa menjadi jawaban bahwa kita minta agar semuanya diberi kemudahan.
Ketika kita sudah hampi sampai , kemungkinan besar titik lelah itu datang. Tapi, pastikan bahwa hidup adalah selelah-lelahnya berjuang.
berjuang untuk hidup. berjuang untuk suksesmu dunia juga akhirat. karena dalam islam, bukankah kita dianjurkan seperti sahabat rasulullah yang memiliki kecukupan ? 
Cukup untuk menolong orang, cukup untuk memberi sedekah, cukup untuk zakat, dan cukup untuk membahagiakan banyak orang.

Jadilah cukup dan hidup bersyukur. setidaknya perjuanganmu akan benar-benar berkah. 
sudah lelah tak dapat berkah? 
lalu untuk apa berjuang?

Assalamualaikum Indonesia !
Setelah sekian lama jari-jariku tidak membuat tulisan yang dapat kuposting di Blog, Alhamdulillah hari ini masih diberi kesempatan untuk bisa melanjutkan perjalananku di Bumi Allah. 
Setiap langkah kaki yang kupijakkan, kunikmati setiap alunan takdir terbaik yang Allah tetapkan. ke-MahaBesaran-Nya sampai detik ini selalu menjadi alasanku untuk tetap melakukan yang terbaik, meraih setiap asa, dan tak lupa untuk berbagi.
Walau belum bisa berbagi tentang banyak hal, semoga tulisan-tulisanku ini kelak bisa menjadi inspirasi dan catatan untukku agar aku selalu bersyukur serta ingat bahwa aku pernah berjuang.
tak banyak tempat yang sudah kujelajahi, tapi yang aku tahu pasti setiap satu tempat yang aku singgahi tak pernah luput dari hikmah.
Kau tahu, setiap perjalanan memiliki cerita dan kisah yang berbeda. Sehingga sangat disayangkan bukan, jika ia berlalu tanpa sedikitpun menjadi sebuah pengalaman yang tercatat atau hanya tersimpan sendiri tanpa mau dibagi.
AHA !!
apa yang kamu pikirkan ketika menyebutkan kata tersebut?
AHA !!
adalah sebuah ide, sebuah hikmah dan sebuah tafakur atau perenungan yang secara eksplisit dan nyata dapat kita rasakan seketika melalui berbagai fenomena dengan mata, hati dan pikiran yang jernih. 
AHA !!
Dan setiap apa yang kita lihat adalah bentuk kebesaran Allah yang Maha Segala.
Telah Allah tunjukkan betapa dahsyatnya penciptaan Langit dan Bumi ini, dijadikan-Nya hamparan daratan yang hijau, dijadikan-Nya lautan yang luas dan dijadikan-Nya langitan yang tinggi. Semua dapat kita rasakan jika saja kita mau sedikit membuka mata hati untuk melihat keindahan alam-Nya dan mengibaratkannya kedalam hidupmu.
Berikut beberapa AHA yang bisa aku bagikan dalam tulisanku kali ini, AHA ini ditulis ketika perjalananku menuju Sampang-Madura, Febuari 2018.



KERETA API
Perjalanan itu mengingatkan aku tentang keinginanku dulu merasakan pergi jauh kedaerah orang. Dengan begitu aku bisa naik kereta api dan menjadi salah seorang penumpang..
Kau tahu, hidup ini seperti naik kereta api.
Ibarat ikhtiar, dari stasiun pemberangkatan kau akan merasakan kebahagiaan. Salah satu alasan yang membuatmu bahagia adalah  TUJUAN.
Bukankah ketika kauhendak naik kereta itu berarti kauharus punya tujuan? Atau hanya naik saja tanpa tahu mau turun di stasiun mana?. Sudah jelas, kau akan bingung ketika tak tahu akan turun dan pulang kemana jika kautak punya tujuan. Maka salah satu alasanmu untuk naik kereta adalah kau akan menempuh sebuah perjalanan panjang dengan tujuan tertentu. Bukankah begitu?
Ketika kereta api telah berjalan, tak ada yang abadi ketika kau lihat sisi kiri dan kanan. Semua akan berlalu dengan cepat, tanpa punya kesempatan untuk sebentar menatap. Kehidupanmu seperti itu, ibarat waktu ia tak akan pernah berhenti barang sejenak untuk menunggu. Ia akan berlalu cepat dan hanya meninggalkan jejak diingatan.
Pemandangan yang kau pandang disudut jendela tempat dudukmu, tak akan lama untuk dilihat, maka jangan terlena dengan pemandanganmu itu. Percayalah.
Kau punya waktu untuk mengistirahatkan tubuhmu, sehingga kautak melulu melihat jendela dan merasa ingin turun walau belum sampai pada tujuan yang dituju. Jangan lupa bahwa pemandangan itu bisa membuatmu lupa.
Kau tak akan menyangka setiap jam bahkan menitnya kau akan berhenti sebentar di stasiun-stasiun transit.
Sebagaimana perjalanan manusia, stasiun adalah kisah perjuanganmu. Jika hidupmu merasa kesulitan, percayalah akan ada waktunya kereta akan berjalan lagi untuk menuju tujuanmu. Semakin jauh tujuanmu,  akan semakin banyak stasiun yang akan kau lewati. Maka, semakin banyak cobaan yang akan kau temui.
Kesabaranmu akan berbuah hasil, karena tujuanmu pasti ada didepan mata. Waktu dan doamu akan menjawab, karena kereta akan terus berjalan hingga stasiun akhir tujuanmu sampai.
Ingat !  kereta berjalan diatas rel yang lurus, berdoalah agar kereta tetap berjalan pada jalurnya, karena ketika keluar dari jalur kau bisa bayangkan, betapa kecil kemungkinanmu sampai pada tujuan.



REZEKI
Aku menyadari betapa Maha Kaya Allah, telah Ia sebarkan rezeki itu disetiap sudut bumi yang akan kaupijakki. 
Hari pertama saat kuinjakkan kaki di Kota nasi jagung ini, sejauh mata memandang membuatku kagum karena hijaunya sawah dipinggir jalan raya. Beberapa padi mulai terlihat menguning dan merunduk karena sudah berisi biji beras yang akan dipanen untuk dijual kembali. Kulihat sumringah senyum para petani akan hasil panen yang sudah lama dinanti.
Rezeki adalah bagian karunia yang patut disyukuri, ia memiliki berbagai wujud yang tak melulu soal duit. Bukankah bertemu orang baik adalah rezeki?. Jawabannya adalah Ya. Aku selalu bersyukur ketika perjalanan ini selalu mempertemukanku dengan orang-orang yang baik hati. Mereka menolong dengan khlas dan tanpa pamrih.
Rezeki itu tak melulu soal uang. Karena setiap apa yang kita inginkan belum tentu itu adalah hal yang kita butuhkan. Aku mengalami hal ini, ketika malam itu aku tiba di Sampang, karena sudah larut malam dan badan sudah cukup lelah, bertemu pak Arif sebagai kepala dinas sosial setempat adalah rezeki. Karena beliau memberikanku tempat untuk beritirahat.
Berkenalan dengan kawan-kawan barupun adalah rezeki, karena dengan begitu kita tak akan pernah merasa susah ditempat yang asing.
Jangan pernah meremehkan sesuatu yang kita dapatkan, boleh jadi rezeki itu turun dalam wujud yang tak pernah kita sangka.
Jangan pernah merasa susah, percayalah Allah akan kirimkan rezeki itu lewat malaikat-malaikat tanpa sayap-Nya.
Bersyukurlah dan nikmatilah perjalananmu.



BELAJAR DARI AYAM
Belajar dari setiap potret kejadian dan fenomena yang kita lihat dalam sebuah perjalanan adalah kunci rasa syukur serta bentuk perenunganmu atas kebesaran Allah. Saat aku duduk disebuah teras rumah warga, kulihat ayam betina bermain dengan anak-anaknya. Aku rindu pada ibu, kurenungi bagaimana ayam betina memperlakukan anaknya dengan penuh sayang. Bagaimana tidak, beberapa anaknya mendekam dibawah tubuh, beberapa menaiki tubuh sang induk. Jika saja aku bisa memahami bahasa hewan, mungkin aku akan mendengar bagaimana sang induk menasehati anak-anaknya agar kelak bisa mencari makan sendiri atau ribuan ungkapan cinta terlontar pada sang anak. Induk ayam begitu kuat dan tegar, ia tak rela anak-anak manusia mengejari anaknya. Maka dengan sigap sang induk bisa saja marah dan mematukki sesiapa saja yang mendekat. Bukankah wujud kasih sayang ibu seperti itu? Ia tak akan pernah bosan menasehati meskipun tahu sang anak akan tak acuh, ia tak akan penah lelah mencuci baju tanpaada kata-kata marah, ia akan melindungimu saat tahu kau sedang dalam masalah dan ia akan menolongmu ketika tahu kau sedang susah.
Percayalah semua ibu didunia, baik manusia maupun hewan tak akan pernah menyakiti anaknya.

PULANG
Begitulah waktu, ia akan menuntut kita untuk pulang. Ketika mata seperti saja baru terpejam, ketika tubuh baru saja direbah, ketika kaki baru saja terhenti, istirahat ditempat nun jauh dan hening menyisakan rasa nyaman yang membuatku enggan enyah.
Semua tentang waktu dan bagaimanapun waktu bertugas untuk menuntun kembali menjadi kita yang sesungguhnya.
Aku datang untuk pulang.
Begitulah manusia. Ia terlahir untuk hidup dan pulang untuk kembali bertemu Penciptanya.
Perjalanan waktu dan jarak selalu merengek pulang untuk kembali ke zona petualangan.
Seminggu berada di zona ini, membuatku betah tinggal.
Tapi bersyukurlah, waktu telah mengingatkanku. Aku sampai lupa ada mimpi lagi disana, ada bahagia yang sedang menanti.


Sejatinya tujuan perjalananmu adalah pergi untuk kembali.
-litachan


ditulis di Purwokerto, 2018.







"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah kamu jelajahi, maka jelajahilah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya .Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan"
(QS. Al Mulk : 15)

   Awal Januari yang mengesankan, bagiku seorang mahasiswi tingkat 3 yang memiliki minat besar dalam sebuah kegiatan kemanusiaan. Ditambah beberapa pengalaman organisasi yang sudah kutekuni sejak 2 tahun silam. Entah kenapa melakukan sebuah aktivitas positif seakan menjadi bahan bakar untuk mebuncahkan kembali semangat itu. Aku hanya ingin mengamalkan apa yang aku bisa. Berbuat baik dan terus memperbaiki diri. Dalam sebuah kesempatan aku mengikuti sebuah kegiatan semacam pengabdian masyarakat. Tapi aku pikir ini lebih dari sebuah pengabdian masyarakat pada umumnya. Masjid Salman ITB menggodok dan menyajikannya dengan apik agar mahasiswa muslim yang telah mengikuti serangkaian pengkaderan seperti Salman Spiritual Camp dan Latihan Mujtahid Dakwah tertarik untuk bergabung, menjadi bagian dari keluarga Salman. salah satunnya adalah SPECTRA.
Nama SPECTRA merupakan sebuah singkatan 4 pilar yang akan diterapkan yaitu, Spiritual Enterpreuner Civilizer Training.
Dan satu lagi, hal yang menakjubkan adalah saat Allah memberiku kesempatan untuk ikut andil ambil bagian menjadi Team didalamnya. Puji Syukur ya Allah. Jarak tak akan menjadi aral, Niat tak akan jadi ciut. Semoga Allah Ridhoi.

   Persiapan singkat nampaknya menjadi tantangan keluarga kecilku ini. SPECTRAN, ya kami menyebut diri kami dengan sebutan SPECTRAN sang pahlawan air dari pulau Jawa bagian barat. Sekitar 2,5 bulan lamanya berbagai hal disiapkan. Mulai survey lokasi, pencarian data-data valid, dan perencanaan keuangan. Semua menjadi sebuah persiapan yang menyita waktu. Sampang-Madura menjadi target SPECTRA kali ini. Sumber dan kualitas air yang buruk menjadi sebuah tantangan kami membuat sebuah teknologi tepat guna untuk membantu  masyarakat sekitar. Kualitas air yang buruk menyebabkan tingkat kesehatan di daerah tersebut cukup rendah.
    
Lokasi fokus kami yaitu dusun Bangsal dengan kurang lebih 400 Kepala keluarga. Untuk menuju dusun bangsal, kami harus menempuh jarak yang cukup jauh. Jika dengan berjalan kaki dari jalan utama akan menghabiskan waktu sekitar 1 jam, sementara jika ditempuh dengan motor akan memakan waktu 35 menit. Akses yang cukup baik membuat perjalanan tidak terlalu sulit sehingga tidak menjadi masalah bagi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan mereka jika akan menuju pusat jalan. Dusun Bangsal menjadi sebuah cerita singkat yang akan aku rangkai dalam sebuah perjalanan sederhanaku di Bumi Allah.

    SPECTRA seperti menjadi sebuah jalan untukku dan kawan-kawan dari kampus yang berbeda seperti UPI, STKS, UNSIKA, ITB dan AKMET. Seiring dengan persiapan matang dan pencarian dana yang harus kami kumpulkan, rasa-rasanya akan mustahil akan terkumpul dalam kurun waktu 2 bulan. Beberapa upaya seperti melakukan open donasi, dana usaha dengan menjual pelbagai jajanan, mencari donatur dan sponsorship telah kami lakukan. Puji Syukur, atas kuasa-Nya Allah kirimkan malaikat-malaikat berwujud manusia yang telah Ia buka hatinya, rezeki seakan ada saja mengalir tanpa pusing. Dengan dana yang cukup, segala pembiayaan akomodasi, pembelian logistik untuk teknologi dan segala macam kebutuhan sudah lebih dari cukup. Dan aku semakin yakin, banyak jalan untuk menciptakan sebuah kebaikan. In Syaa Allah, segala kebaikan akan dilapangkan dengan mudah dengan "Kun Fa Ya Kun". Mudah saja bagi-Nya.

  Hari H hampir dipelupuk mata. Keperluan yang akan digunakan disana sudah dipersiapkan. Aku menginap selama 2 hari di Bandung. Salman, seakan menjadi sebuah tempat paling nyaman. Bagiku Salman seperti meciptakan sebuah tempat yang tenang. Shalat di Masjid Salman selalu memiliki nuansa yang berbeda, ruang ibadah yang tenang dan hangat serta keramahan setiap jemaah yang datang. Setiap tamu yang datang dari jauh tak perlu khawatir akan luntang-lantung. Kita bisa menginap beberapa malam sebagai tamu di Asrama Salman. Kali pertama ku memasuki Astri (Asrama Putri) aku merasa begitu nyaman dan betah. Alasannya sederhana, Salman selalu menawarkan keramahan dan kebaikan orang-orang didalamnya.
   Hari H tiba. Semua bersiap dan berkumpul tepat di selasar Bank Muamalat. Angkot yang menjadi akomodasi kami segera menuju stasiun Kiara Condong. 05.30 setelah semua beres, kereta api Pasundan itu melaju menuju tempat pemberhentian akhir, Stasiun Gubeng Surabaya. 17 jam kami menikmati perjalanan, sedikit pegal tapi dihapus oleh tujuan kami yang akan jauh lebih mengesankan. Stasiun Gubeng menjadi tempat bersejarah. Sebuah tempat yang menyita perhatianku, karena ini kali pertama aku bisa memulai penjelajahan baru di Bumi Allah. Alhamdulillah. Semoga setiap apa yang kami kerjakan semata-mata mecari ridho-Mu. Kami berkumpul dan bersiap melanjutkan perjalanan menuju Madura menggunakan Bus. Yap, Malam itu kami tersihir oleh cantiknya kota surabaya saat malam. Kota yang tertata apik, Kota yang  cantik. Surabaya, semoga kecantikan kotamu tetap terjaga. Aku terkesan.

    Semenjak perjalanan menuju madura, kami merencanakan untuk turun sebentar di Suramadu, setidaknya ingin berfoto dan mengambil sedikit kenangan bahwa kami pernah melawati jembatan penghubung antara Surabaya-Madura ini. Rasa tidak sabar selalu menjadi tawa oleh beberapa akhwat. Ketika bus memasuki tanda-tanda jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura itu, ternyata tak ada yang bisa difoto. Sedikit remang oleh cahaya lampu-lampu kecil yang terjejer rapih dipinggiran jembatan. Tak akan ada kendaraan yang boleh berhenti untuk sekedar berfoto. Suramadu itu TOL. hehe ..

     Perjalanan menuju Sampang menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam. Bus malam itu penuh sesak. Lucunya kami merasa senang. pengalaman hebat, saat bus yang penuh itu menjadi sebuah kehangatan karena lelucon kami yang sesekali membuat keadan dalam bus itu sedikit berisik.  Sampang-Madura, kau adalah kota sederhana yang baik.

          Rezeki itu dapat berbentuk apa saja. Diberi uang itu rezeki, Diberi makan itu rezeki, bertemu orang baik itu rezeki, bahkan diberi tumpangan untuk istirahat itupun rezeki. Bapak Arif adalah rezeki bagi kami. Bapak Arif adalah ayahanda dari Kak Ardi, salah satu simpatisan atau relawan yang baik hati. Ia dengan senang hati membantu berbagai keperluan kami di Sampang. Kami menginap disebuah rumah yang sangat nyaman, lelah cukup membuat kami akhirnya dengan mudah terlelap dan istirahat dengan layak. Istirahat ini menjadi sebuah cara mengisi kembali energi yang hampir habis setelah 20 jam melakukan perjalanan darat. Esok kami harus memiliki tenaga agar kegiatan kami dapat berjalan dengan lancar.
      
       Adzan subuh telah berkumandang. Satu persatu dari kami telah bersiap-siap shalat dan mebersihkan diri. Karena setelah ini kami masih harus menuju tempat tujuan yaitu Desa Gunung Eleh. Sarapan kami cukup enak. Nasi uduk berbagai lauknya. Ini menjadi nasi uduk terenak yang aku makan. Sarapan pagi itu sangat hangat. Dan cukup menjadi tambahan energi setelah kemarin kami sempat kelaparan.

Kami menuju Gunung Eleh diantar oleh Bapak Arif menggunakan mobil truk dinas sosial setempat. Kira-kira perjalanan menuju Desa Gunung Eleh memerlukan waktu 1 jam. Diperjalanan pun kami disuguhi pemandangan sawah yang sedang hijau-hijaunya. Musim penghujan sedang dialami oleh beberapa daerah, termasuk Madura. Pantas saja jika warga sedang bahagia menanam padi sebagai tanaman yang cocok ditanam dimusim penghujan. Rumah-rumah warga yang terletak dipinggir jalan cukup bagus-bagus. Saat ku tanya, walaupun rumah mereka bagus,  penghuninya paling hanya 2-3 orang. Karena sang pemilik sedang bekerja mengais rezeki di negeri orang (menjadi TKI). Terkadang dalam satu rumah hanya ada 1 orang tua sepuh dan cucunya.  Ya, begitulah. mereka lebih senang bekerja diluar negeri, lebih terjamin gajinya-katanya.



Selamat datang di Desa Gunung Eleh. Itulah gapura besar yang menandakan kami hampir sampai. Benar saja, truk yang aku naiki ini berhenti pada sebuah rumah. Dan inilah yang akan menjadi tempat kami tinggal beberapa hari. Seorang ibu-ibu dengan ramah menyambut kami yaps, beliau adalah Ummi, Pemiliki rumah yang akan menjadi tempat tinggal kami sementara. Tim pendahulu dan beberapa simpatisan juga ikut menyambut. Bahagianya. Semua bersalaman, mensyukuri segala perlindungan yang telah Allah beri, hingga kami bisa sampai disini dengan selamat. Keramahan sang pemilik rumah membuat kami betah, hilang sudah pemikiran burukku jika orang Madura itu galak-galak. Aku sadar, bahwa itu hanya pandangan orang saja. Logat mereka memang sedikit keras, tapi tidak bisa menutupi bahwa hati mereka baik sekali.


                                                  Kediaman Bidan Desa Gunung Eleh

Tanpa banyak istirahat kami semua melakukan rapat koordinasi. Banyak hal yang kami bicarakan. Tentang persiapan dan pembagian tugas dalam beberapa hari kedepan. Beruntunglah, aku diberi kesempatan untuk ikut membantu bidang kesehatan. Basic farmasiku setidaknya bisa kupakai untuk masyarakat. Ada beberapa program dari bidang kesehatan yaitu pengobatan gratis dan pendataan keluarga sehat. Dalam waktu singkat aku, Sely dan Havidz harus mampu menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar semua program berjalan lancar. Dengan mengucap Bismillahi Tawakaltu, Bidang Kesehatan mulai merencakan target dan teknis. Banyak yang kami bertiga urus. Mulai dari perizinan kembali ke Bidan desa, mengajak kerjasama pihak puskesmas, dan survey lokasi target kesehatan. Beberapa kali bertemu dengan pihak-pihak terkait membuat semua program tersepakati dan memberikan kabar baik bahwa bidang kesehatan, siap!

                                   Suasana Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis

                                    Pihak-pihak yang Ikut Membantu Pengobatan Gratis

Hari Pertama bidang kesehatan bekerja. Dusun Sandan menjadi lokasi pengobatan gratis kami. Tepat dengan pelaksanaan posyandu dan diadakan pula sosialisasi kesehatan. Warga cukup antusias dengan diadakannya pegobatan gratis ini. Setiap warga diperiksa kesehatannya, jika memerlukan pengobatan maka puskesmas yang bekerja sama dengan team kami, telah menyediakan obatnya. Sedikit miris dengan kesehatan warga terutama anak. Ketersediaan obat obatan yang kurang lengkap membuatku sedikit bertanya. Jika seharusnya seseorang yang sakit menerima sediaan obat A karena tidak ada maka diganti dengan sediaan yang kurang tepat. Misalnya pasien anak dengan gejala sakit mata, harusnya juga mendapat sediaan tetes mata, bukan hanya obat tablet. Itu tetap akan membuat sakitnya tak kunjung sembuh dengan cepat. Seperti hanya pereda nyeri atau bengkak pada matanya saja. Alangkah baiknya jika persediaan obat-obatan dilengkapi. Walaupun gratis, aku rasa pasien tetap membutuhkan pengobatan yang baik dan tepat. Semoga kedepannya, puskesmas benar-benar memperhatikan persediaan obat-obatan yang tepat. Jika memang tidak ter-cover, berikan penjelasan bahwa pasien harus membeli obat dan berika rekomendasi obat yang bisa dibeli. Tentunya tanyakan kembali kemampuan pasien membeli obat tersebut. Tapi syukurlah, puskesmas sudah mau membantu banyak. Semoga kedepannya puskesmas benar-benar bisa menjadi andalan masyarakat kecil ketika sakit serta mendapat pengobatan yang tepat.

Entahlah, ada sebuah rasa prihatin dan sedikit kurang puas ketika tahu bahwa dusun Bangsal lebih membutuhkan perhatian dalam kesehatan warganya. Dusun Bangsal merupakan lokasi penerapan teknologi filtrasi yang akan dipasang didekat sumur warga. Warga sangat berharap ketika teknologi ini jadi, mereka bisa benar-benar memanfaatkannya. Air bersih setelah difiltrasi mungkin bisa mengurangi dampak kesehatan yang buruk didusun itu. 

Ketika melaksanakan program kedua yaitu keluarga sehat, hatiku luluh seorang  bapak-bapak paruh baya mengeluhkan penyakit yang diderita, kulitnya kering dan sering gatal, akibatnya beberapa bagian tubuhnya lecet akibat garukannya sendiri. Masalah seperti penggunaan air yang kurang bersih bisa menjadi pemicu penyakit kulit seperti gatal-gatal mewabah didusun tersebut. Belum lagi anak-anak yang sakit diare, batuk, pilek sangat mudah dijumpai disana. Air yang mereka gunakan untuk minum hanya diendapkan beberapa hari dan tidak dimasak. Ini hal yang keliru, sebaiknya sebelum diminum air bisa dimasak terlebih dulu agar bakteri mati. Alasan karena sudah biasa menkonsumsi air mentah menjadi faktor banyak kesehatan anak juga ikut buruk. Aku semakin meratap dalam hati ketika wanita paruh baya mengeluh sakit kaki yang tak kunjung sembuh, ia malah mengira aku akan membantunya untuk mengobati penyakit ibu tersebut.“Mba mau bikinin saya BPJS ya?” aku tersentak, kutanyakan kembali apakah keluarga ibu belum mendapat BPJS? Padahal pemerintah sudah aktif sekali mempromosikan BPJS gratis bagi keluarga kurang mampu. Kenapa masih saja ada sebagian orang yang belum mendapatkannya?.
                                                   Pendataan Keluarga Sehat

Pendataan ini dimulai dengan mengunjungi rumah-rumah warga dengan melihat data dari kartu keluarga. Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan seperti jenis kakus, penggunaan air, kepemilikan BPJS dan riwayat sakit TBC. Semua mengeluhkan penyakit setiap aku datangi rumahnya. Oh ya, rata-rata warga dusun Bangsal tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Madura menjadi bahasa warga untuk berkomunikasi. Tapi, aku tidak sendiri. Mbak Kiki seorang wanita cantik menemaniku sebagai translator. Sely bersama mbak Fat , dan Havidz bersama mas Puskesmas (entahlah siapa namanya). Kami terbagi menjadi tiga tim sehingga pekerjaan hari itu terasa lebih ringan. Aku mengamati banyak kejanggalan. Entahlah apa hanya perasaanku atau ini benar-benar terjadi. Mahalnya biaya puskesmas yang bisa mencapai Rp 80.000 sekali berobat membuat warga merasa berat. Aku baru tahu bahwa untuk berobat ke puskesmas warga harus membayar cukup mahal. Padahal untuk didaerahku tinggal, berobat ke puskesmas tak sedikitpun ditarik biaya, maksimalnya hanya Rp 3000 saja. Ini puskesmas atau praktik dokter ya? Entah, setelah ini aku akan cari tahu apakah setiap puskesmas memiliki kebijakan biaya berobat yang berbeda? Jika berbeda, apa yang membedakan?.

Aku mencurahkan rasa empatiku pada Mas Fafan, ya beliau merupakan salah satu relawan DKR(Dewan Kesehatan rakyat) di Gunung Eleh. Seketika mataku basah, tapi Mas Fafan hanya tersenyum. Katanya “hal itu sudah biasa terjadi. Nanti malam akan mas Fafan beritahu”. Sebuah balasan kata atas curahanku tadi. Aku tak sabar mengetahui apa yang akan Mas Fafan beritahu. Hujan terus mengguyur Dusun Bangsal, jalanan semakin licin dan kami harus berteduh sebentar untuk pulang ke Basecamp. Hujan tak kunjung reda, itu berarti harus melawan hujan. Aku pulang ke basecamp, terngiang kembali sesorang ibu-ibu berkata “Kami disini yang utama kesehatan mba, udah itu aja”. Maksudnya, mereka benar-benar minta diberi perhatian tentang kesehatan. Jika saja aku masih punya waktu banyak, aku akan mengusahakan kembali untuk diadakan pengobatan gratis yang lengkap. Aku hanya bisa mendoakan Semoga Allah selalu memberi dusun Bangsal kesehatan.

Kami memang selalu mengadakan rapat rutin setelah makan malam. Menjelaskan program selanjutnya hingga melaporkan progress setiap bidang. Malam itu aku terlalu lelah untuk menyampaikan. Hanya beberapa hal yang aku sampaikan tentang kondisi Dusun Bangsal, dan hal-hal yang mereka butuhkan. Andai pengobatan gratis kemarin kami targetkan di Dusun Bangsal, mungkin bisa lebih mencapai tujuan utama, Sely pun menambahkan beberapa pendapatnya. Tapi yasudahlah, Dusun Sandan juga perlu perhatian. Aku didera ngantuk yang hebat, sehingga malam itu aku dan Sely tidak jadi untuk berbincang dengan Mas Fafan yang selalu hadir dalam tiap rapat koordinasi. FYI Mas Fafan adalah salah satu relawan di Sampang. Beliau aktif di Dewan Kesehatan Rakyat Desa Gunung Eleh.

Hari semakin cepat berganti, tak terasa sudah hampir seminggu. Itu berarti menerima kenyataan bahwa kita harus pulang. Tak ada jadwal liburan barang sehari untuk mengunjungi pantai Sumenep yang katanya indah sekali. Hari itu menjadi hari terakhirku. Kegiatan SPECTRA ditutup dengan pesta rakyat yang cukup meriah, banyak warga berbondong-bondong datang, siswa-siswi, semua turut meramaikan kegiatan yang jarang sekali ada di Desa Gunung Eleh. Aku, Sely, Kak Muhay, dan Yahya mendapat tugas memasak dirumah untuk persiapan penutupan dengan makan-makan. Malam nanti akan menjadi penutupan kegiatan kami sekaligus permintaan maaf kami, karena sering merepotkan banyak pemuda karang taruna seperti mengantar kesana kemari. Aku, Yahya, Kak Muhay, dan Sely dengan dibantu Ibu pemilik rumah memasak banyak sekali menu Seperti Ayam Goreng, Tempe Bacem, Agar-agar untuk minuman, Sambal dan Beberapa menu makanan khas daerah Bandung Kacang, Kue Sagu yang diberi kelapa, serta singkong rebus. Nanti malam akan menjadi sebuah pertemuan terakhir kalinya dengan para pemuda Gunung Eleh sebelum kami kembali ke Bandung.

Malam itu kebahagiaan sekaligus rasa sedih akan meninggalkan Gunung eleh rasanya sangat terasa. Bahagia rasanya bisa dipertemukan dalam dekapan ukhuwah dengan saudara-saudara yang begitu baik. Sebelum makan seperti biasa diawali dengan sikap gulung-gulung, semua bahagia suasanya malam itu sangat hangat. Makan malam selesai, ditutup dengan ucapan dan pesan-pesan untuk melanjutkan tugas kami kepada pemuda Gunung Eleh. Mas Fafan pun memberikan kami hadiah sebuah lagu yang ia buat untuk SPECTRAN. Orang-orang mengahayati setiap lirik yang terucap. Ada sebuah pesan rindu yang akan kita alami kelak. Tapi rindu itulah yang mengingatkan kita pernah mengenal, membantu, dan bersama-sama bergerak. Ah.. aku rindu suasana malam itu.

“Ini saya berikan tantangan untuk Mas Fafan, agar menyampaikan data keluarga sehat kepada Kepala Puskesmas Kec.Kedungdung.” ucap Sely menyodorkan berkas yang berisi data warga Dusun Bangsal yang belum sempat diberikan kepada puskesmas. Sely dan aku menemui Mas Fafan yang sedang duduk malam itu. Sebuah fakta itu ia beberkan tentang permasalahan kesehatan warga yang memperihatinkan, dan pelayanan yang kadang kurang mengenakkan. Untung saja DKR bisa menjadi solusi warga yang sulit untuk berobat dengan penyakit yang serius jika terjadi keajanggalan. Banyak anak lahir dengan kecacatan fisik, busung lapar, dan berbagai penyakit lainnya. DKR sendiri hanya terdiri dari 10 orang termasuk Mas Fafan. Mas Fafan bercerita bahwa ia siap menolong siapapun yang harus berurusan dengan pengobatan atau pelayanan yang sulit hanya karena biaya. Beliau menunjukkan foto-foto beberapa warga yang pernah ia tangani. Aku dan Sely mendegar dengan seksama hal-hal yang telah dilakukan DKR demi memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Semoga apa yang dilakukan Mas Fafan dan kawan-kawan DKR diberi pahala dan kelancaran. Jika aku bisa lebih lama berada disana, aku ingin lebih tau banyak lagi kejanggalan kekuasaan hingga berujung semakin lemahnya kesadaran bahwa kesehatan ini nomor satu.


Kami pulang, setelah semua rapih. Sampang, Gunung Eleh menjadi saksi bahwa aku pernah menginjakkan kaki dan memulai sebuah penjelajahan. Banyak ilmu yang aku ambil. Dan akan aku bagikan setelah aku selesai mengetik sebuah proses perjalananku di Sampang, Gunung Eleh, Madura lewat tulisan ini. In Syaa Allah, akan aku rangkum AHA AHA yang telah aku dapatkan selama 7 Hari menjelajah di Bumi Allah. Segala kebaikan akan berbuah kebaikan. Sampai jumpa di edisi menjalajah Bumi Allah selanjutnya . Salam.

Malang nian nasibku ini ,
Tak berjubah hanya bersampah,
Tak beratap hanya bisa menatap,
Tak berindu hanya bisa merindu,
Tetes basah tak berada,
Melihat mengadah bagai sebuah wadah,
Tak diinginkan, Tak diamankan,
Tapi mereka sudah tertawa bak raja singgasana,
berbaju baja, berkalung emas,
berteriakpun hanya rayap-rayap yang dengar, apalagi menangis?
mungkinlah hanya semut api yang dengar,
hamba ini bertarung dengan nasib,meminta payung untuk berteduh,
meminta karung untuk berkena,
hyang kuasa? apa ini nasi hamba?
tak berkasih, tak berharta.
dia yang sekarang berada dipuncak tak pernah mau turun
 melihat hamba-hamba kecil ini tak bernasib.

   Kumasukki sebuah ruangan, dan ketika kumasukki ruang tersebut sudah banyak orang-orang menempati bangku-bangku tribun yang sudah disiapkan para crew. Hari ini aku menjadi salah satu penonton dari sebuah acara talkshow yang cukup terkenal dengan pembawa acaranya yang khas. Aku duduk pada sebuah tribun urutan ketiga dari bawah. Tampak jelas seluruh pandangan ke segala arah. Mataku tak henti-hentinya menyapu seisi ruangan. Bahkan pikiranpun ikut bertanya-tanya setiap melihat sesuatu yang jarang aku temui. Misalnya saja lighting yang berada diatas langit studio. Sangatlah banyak, bahkan sulit kuhitung satu per-satu. Aku berpikir bagaimana manusia membuat ini dengan sangat cermat. Ditatanya rapi, dengan property yang sangat bagus. Ah studio ini sangat nyaman. Bahkan agar tidak garing, ada seorang penyanyi yang membawa kami para penonton turut larut asik dalam lantunan musik. Sebelum tappingnya dimulai semua dipersiapkan. Kamera yang diletakkan di segala arah, pencahayaan yang sangat mendukung sudut panggung. Crew-crew yang bekerjapun sangatlah profesional.

   Seorang Floor Director dengan kelantangannya memberikan pengarahan pada kami. Tapping akan segera dimulai, kami harus bertepuk tangan ketika ada arahan hitungan "dua" . Ku lihat dari tempatku duduk Floor Director itu sedang serius memperhatikan setiap pembicaraan narasumber. Pakaiannya rapih, ada beberapa alat yang digantungkan pada ikat pinggang, seperti microphone, solatip besar, gunting, dan kertas gulung yang ia selipkan pada kancing bahu. Aku melihat tepat pada matanya yang penuh semangat, ia mengenakan kacamata yang membuatku semakin kagum. Ada perasaan simpatik padanya. Ia penuh dengan kharisma terjaga. Sesekali aku malah fokus memperhatikannya. Dan terkadang tersenyum sendiri. "Aku akan minta foto padanya nanti!", kataku pada Kak Desri, temanku. acara berakhir, bukannya ingin berfoto dengan Andi F. Noya aku lebih tertarik foto dengannya saja. Tapi apa lah daya, dia terlihat lebih sibuk dari seorang mahasiswa yang dikejar laporan tugas akhir. Tak tega rasanya harus menganggu pekerjaannya.

   Ah sudahlah, Aku ini apa dan siapa? Kenapa aku menjadi seakan berharap sesuatu padanya. Siapa dia? Kenalkah aku padanya?. Ah sudah cukup .. Hanya sebuah teori yang aku buat sendiri, bahwa ketampanan seorang pria akan naik 80% dengan mengenakan kaca mata. Entahlah, terlihat lebih misterius, kharismatik, pintar, cerdas, suka membaca, dan terlihat manis. Haha ..
Asstaghfirullah .. Sadarlah wahai diri. Kau ini hanya perlu memperbaiki dan menata hati jelaslah nanti Allah akan beri. 
Dan walaupun aku tak bisa berfoto bersama floor director berkacamata itu, aku tak kecewa. Karena aku mendapatkan lebih. Berfoto dengan Bapak Ahmad Fuadi , penulis yang kehandalannya sudah tak teruji lagi. Aku sangat suka dengan karya-karyanya. Ditambah beliau sangat ramah dan tak mengacuhkan begitu saja. Bahkan dia tak ragu bertanya pada fansnya. Beliau pun berkaca mata jadi tak ada yang membuat aku merasa ada yang kurang. 
Hey kamu floor director berkaca mata , suatu saat nanti kuharap kita bertemu kembali. Jika tidak pada dunia ini . mungkin kelak di dimensi lain. Selamat bekerja, semoga segalanya Allah lancarkan ya. Pekerjaan juga masa depanmu.

Bekasi, 16 Maret 2016.

Naik yuk!
hah.. serius nih naik??
dengan jadwal kerja yang padat merayap, sampai ga ada istilah weekend. ditambah ngerasa kalander isinya hari senin semua *berlebihanemang*, tapi rasanya ada sesuatu yang jelas diriku nantikan. bisa mengistirahatkan pikiran dengan suasana yang menenangkan. kesempatan banget buat diriku waktu itu, dapat libur tepat di hari sabtu. jadi kesempatan buat ajak teman sepertinya ada, karena otomatis mereka pasti akan libur dihari sabtu dan minggu. punya waktu sehari buat sekedar One Day Trip sepertinya sangat menyenangkan. Setelah beberapa waktu lalu mas Arip sudah janji ngajak diriku tektok.
Beberapa pertimbangan sempat kami pikirkan. Mulai dari tektok ke Mt.Pangrango, sampai Mt.Munara. Tapi kami putuskan untuk one day trip ke Mt.Batu *loh kok ke batu? Ya gitu deh. Mt. Batu ini sendiri terletak di wilayah Jonggol, Kab.Bogor. gak terlalu jauh dari bilangan Jakarta. makanya buat kalian yang punya waktu sempit dan selalu rindu bermanja dengan alam, tempat ini bisa jadi destinasi kalian saat melakukan Trip. Melewati daerah Mekar Sari sampai ke daerah Jonggol. Kalian bisa tanya-tanya sama warga jika sudah sampai wilayah Jonggol ini. Jika kalian bertanya dengan orang yang tepat kalian akan diberi tahu arahnya. Karena waktu itu diriku cuma duduk manis di atas motor alias dibonceng. Hihi,
Setelah kami akhirnya memutuskan untuk janjian bertemu di Terminal Lebak Bulus. Dari Kebayoran aku bertemu Mas Rizal yang sudah stand by menungguku. Pakaiannya masih pakai seragam. Duh luar biasa!!. Menuju terminal Lebak Bulus, kami putuskan bertemu di sebuah masjid yang letaknya ada di terminal Lebak Bulus. Dan sepertinya hanya itu masjidnya di wilayah tersebut. Tak lama pun Mas Arip menjemput kami berdua menuju Kp.Rambutan, lalu
menjemput beberapa teman Mas Arip  yang akan ikut juga. Dan akhirnya 5 orang termasuk diriku akan melakukan one day trip. Ini akan menjadi cerita pengalamanku bisa One Day Trip bersama kalian. Malam itu, kami berangkat. Diriku, Mas Rizal, Mas Arip, Mas Budi, dan Mas Ariansyah *entahlah diriku tak ingat nama panggilannya waktu itu. Hanya mengingat nama kerennya sewaktu di homestay*. Tak banyak bekal yang dibawa seperti biasanya melakukan pendakian. Hanya daypack yang sangat ringan, dan satu carriel yang isinya flysheet, tenda dan matrass. Tak terpikir sama sekali untuk mampir ke toko untuk membeli beberapa cemilan atau kopi sebagai minuman hangat diatas. Karena terpikirnya akan ada homestay atau warung disana.
Jam tepat menujukkan pukul 22.00. Setahu diriku kami melewati jalur Jakarta Timur-Cibubur Junction, dan melewati jalan Mekar Sari. Cukup ramai tapi tak terlalu macet. Karena jujur diriku tak pandai mengingat jalanan. *afwan ya* kedepannya akan berlatih untuk afal nama jalan. Percayalah.
Perjalanan kami menuju tujuan sekitar 3jam, sudah termasuk istirahat sebentar di sebuah warung. Jika sudah hampir sampai tujuan jalanan akan semakin terjal, seperti pada umumnya. Jalanan akan menaik dan dengan penerangan yang minim. Tak usah khawatir tak ada pengunjung lain. Dari belakang sudah ada sorotan lampu pengunjung yang juga akan mendaki. Jalanannya cukup bagus dan halus, tapi setelah masuk kesebuah jalan kecil dengan plang sederhana yang menandakan jalan menuju Mt. Batu, kalian akan melewati jalur bebatuan yang menanjak. Rata-rata motor yang kami kendarai adalah matic, jadi tak heran aroma seperti mesin panaspun tercium. Karena jalanan seperti ini sangat di rekomendasikan untuk motor trail yang memiliki roda besar dan kuat. Tapi tak apa, toh matic pun tak kalah kuat walaupun harus was-was dengan mesin yang panas.
Allhamdullilah sampai guys!!! Tepat jam 01.00 kami sampai. Beserta rombongan lain yang bertemu dengan kami malam itu. Oh no !! Warung Homestay sudah tutup. Rasa menyesal tak membawa bekal pun ada. Jika malam itu ada minuman hangat rasanya lebih nikmat. Jadi buat kalian yang akan melakukan Trip , jangan lupa untuk tetap membawa bekal walaupun nanti akan  ada homestay. Tapi tetap saja, tak terus menerus homestay buka setiap saat. Its oke, ini pelajaran ya. Walaupun beberapa orang akan cuek dengan hal itu.
Ditemani api yang dinyalakan oleh seorang warga yang menunggu tempat tersebut. Badan ini terasa hangat. Taburan bintang, dan angin yang semilir membuat suasana malam itu sangat tenang. Istirahat terlebih dahulu lebih dianjurkan sebelum langsung melakukan pendakian. Walaupun hanya duduk duduk sambil bercengkrama sebentar.
Tak lama beristirahat, kaki sudah meminta untuk dilangkahkan. Jalur yang cukup jelas terlihat seperti menggoda untuk dilewati. Tak perlu membuka tenda di homestay ini, kami putuskan untuk naik ke atas. Sembari menikmati jutaan bintang yang tak lelah berkedip. Di awal perjalanan, tak terlalu banyak trek yang ekstrem. Hanya saja  jalanannya sama sekali tak ada kelandaiannya. Jadi kalian Akan dibuat menanjak terus dan terus. Sampai akhirnya bertemu dengan sebuah pos. Beberapa tenda sudah berdiri kokoh. Kami tetap naik keatas, semakin naik semakin menemukan jalur atau trek yang cukup menantang. Jurang di kanan dan di kiri membuat kami harus waspada. Pantas saja gunung ini diberi nama gunung batu. Ini seperti bukit batu yang besar dan tinggi. Banyak bebatuan yang akan kau temui. Tanaman yang tak terlalu rimbun. Bisa dikatakan tak ada pohon besar disini. Jadi kau bisa melihat indahnya langit malam saat itu. Trek curam, dan tanjakkan setan menambah sensasi pendakian begitu terasa. Tiba-tiba teringat Mt. Salak saat itu. Tapi benar saja setiap gunung pastilah memiliki keunikan treknya sendiri.
Sudah cukup tinggi saat ini. Setelah sekitar setengah jam kami naik. Tinggal beberapa tanjakkan lagipun kami sudah bisa sampai puncaknya. Tapi sudah, disini sajalah akhirnya kami menggelar fly sheet kami. Tak memungkinkan untuk mendirikan tenda disini. Karena memang ini hanya seperti jalur yang tak terlalu luas.
Beralaskan flysheet, berselimutkan kabut, beratapkan langit dan berlampukan bintang. Merebahkan tubuh diatas kerasnya batu, tapi rasa syukurpun melunakkan segalanya. Nafas dan mata ini seakan dimanjakan oleh kemurahan alam. Kadang kekonyolan mereka pun memecah keheningan. Bagi yang beruntung, kau bisa melihat bintang jatuh saat tubuhmu sedang terbaring menghadap langit. Diriku selalu merindukan malam itu.
Rasa dingin menusuk nusuk tubuh. Tapi rasanya ini sebuah tambahan sensasi akibat sapaan angin malam yang sangat ramah. Ada yang kurang rasanya. Memasak diatas gunung menjadi sebuah alasan kenapa naik gunung itu nikmat. Karena apapun yang dimasak alhasil akan terasa enak. Bahkan tak ada makanan yang lebih enak dibanding makanan yang dimasak diatas gunung. Ingat, kalau kau kesini jangan lupa membawa peralatan masakmu. Tapi, jangan lupa untuk membawa sampah-sampahmu kembali ya.





Jam pun berlalu tanpa sia-sia. Adzanpun berkumandang. Suaranya menggema hingga ketinggian ini. Terlihat dari atas sini pun ada bangunan masjid yang berdiri kokoh. Subhanallah. Bersujud kepadamu ya Rabb, bersyukur atas segala nikmatmu yang tak terhitung.
Tak perlu lelah mengejar sunrise. Dari sinipun sudah bisa melihatnya. Tapi tak lengkap jika tak mengambil bonus setiap pendakian yaitu puncak.






Melewati beberapa tanjakkan setan yang elevasi sudutnya hampir 90 derajat. Tapi tak perlu khawatir, sudah ada seutas tali yang akan membantu. Bagi engkau yang menyukai kegiatan yang dapat memacu adrenalin. Kau bisa mencoba dan menikmati setiap kekhasan tempat ini.
Matahari sunrise menyambut kami dengan warnanya yang kekuningan.
Kami begitu menikmatinya dari puncak ini. Kibaran sang merah putih menambah kemegahan alam ini. Aku bersyukur bisa menjadi bagian dari Indonesia.


Ya Rabb , sungguh inilah alasan kenapa diriku ini selalu merasa menemukan kedamaian berada di setiap puncak yang kau ciptakan. Setiap hembusan anginnya menyejukkan pikiranku. Ini pula salah satu alasanku, betapa aku bisa merasakan begitu kaya nya kau ciptakan semua ini. Dan ku berharap semakin banyak pengunjung atau penikmat alammu, semakin banyak pula yang peduli alam ini. Semoga dan semoga . ku harap kau lah kawan, kau yang mengaku pecinta alam.





Tak ada salahnya mengambil setiap moment untuk di abadikan. Asalkan tetaplah mengutamakan keselamatan. Ingat hal yang menjadi kenangan bukan hanya sekedar selembar foto yang bisa kau pajang di sosial media. Tapi rasa. Ya rasa yang terus bisa kau kenang dan bisa kau tumpahkan kedalam lembaran kertas hidupmu. Bisa kau jadikan cerita untuk anak atau cucumu kelak. Jangan sampai fotomu itu menjadi kenangan banyak orang akibat kelalaianmu dalam keselamatan.
Ini menjadi salah satu ceritaku bisa melakukan trip untuk kesekian kalinya bersama kalian. Semoga cerita sekaligus info ini bisa menjadi destinasi kalian yaa kawan. Kembali ke Rumah masing-masing dengan selamat merupakan tujuan kami. Begitu pula kau bukan?.


Mt.Batu, 26 Mei 2015.